"Hahaha. . . . . . Jadi kamu yang bersembunyi dariku tadi, Kawan?" geram harimau dengan suka-cita. Dengan perlahan ia mendekati si anak ular piton.
Pipi yang kekenyangan karena seekor anak kambing berada di perutnya tak mampu melarikan diri.
"Halo, Pak Har. Aku membawa anak kambing yang sangat lezat untuk makan siangmu. Ia bersembunyi di perutku. Beri aku waktu sebentar untuk menyerahkannya padamu. . . !" ucap Pipi coba mengulur-ulur waktu.
Namun, harimau itu tidak mau ditipu. "Aku tahu betapa licik kelakuan warga ular piton, Nak. Â Mana mungkin ada anak kambing dengan suka rela mau bersembunyi di dalam perutmu. Kamu sudah menipunya. Nah sekarang giliranmu untuk bersembunyi di perutku. . . .!"
Dengan sekali terkam harimau besar itu mendapatkan dua mangsa sekaligus, seekor anak ular piton dan seekor anak kambing yang masih utuh. Itu makan siang yang lezat dan sangat mengenyangkan.
Pantas saja Pak Har menikmati makannya sambil bernyanyi-nyanyi.terdengar riang sekali. Â Namun, yang terdengar tetap saja suara auman berisik yang menakutkan segenap penghuni hutan.***Â
Bandung. 25 Okt 2017 -- 24 Maret 2020
Untuk cucu-cucuku: Aashka, Qiandra, Devandra, dan Alaric. Juga Helen, Clara, dan Assyifa.Â