Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Transaksi Non-Tunai, Simpel, dan Untung

15 Mei 2019   23:59 Diperbarui: 16 Mei 2019   00:14 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
isi ulang flazz/kontan.co.id

Saya mau menulis apa, ini benar-benar bvukan dunia saya. Tapi tantangan memang harus dijawab, dan akhirnya menulis juga. Membicara dulu beberapa tulis yang sudah diposting.lalu mengambil manfaat dari sana-sini untuk mulai menulis. Itu pun kwatu tinggal 50 menit lagi. tidak sampai satu jam jelang tengah malam.

Ini sebuah perjuangan yang bukan hanya mustahil, tapi agak sembrono. Bahkan sampai Maghrib tadi saya tidak tahu topic misteri hari ini apa? Hanya hanya punya facebook, dan saya cari di fb Kompasiana tak juga ketemu. Akhirnya ya sudah, ikut saja dengan beberap tulisan yang saya tengok kabel di bawah sana, yaitu kisah untuk Ramadan dan generasi simpel.

Kisah Ramadan selain Ibadan dan muamalah, diantaranya salat wajib dan sunahnya, terutama salat tarawih berjamaah di masjid, tadarus Al Qur'an, dan mengikuti tolabul ilmu sebelum salat tarawih dan sesudah salat Subuh berjamaah. Sedangkan muamalahnya banyak sekali yang dapat dilakukan, diantaranya memperbanyak memberikan infak dan sedekah, menjalin silturahim dengan sanak-saudara maupun handai-tolan, menyantuni fakir-miskin, dan lainnya.

Aneka kegiatan itu jelas rutin saja tiap tahun. Lalu di mana kegiatan yang harus memanfaatkan transaksi non tunai?

Saat ini antar keluarga sudah banyak yang berada antar kota, bukan di kota yang sama. Terlebih jika sudah terpisah lama, masing-masing punya pekerjaan dan pasangan hidup dengan asal-usul yang berbeda pula. Maka diperlukan transportasi jarak jauh, buka hanya moda darat, tetapi mungkin sja laut dan udara. Di sana perlu transaksi yang simple, efisien, dan tidak ribet.

Simple dan tidak ribet sebab makin banyak saja urusan seseorang. Saya punya seorang anak yang memilih dunianya sebagai desainer interior. Pekerjaannya sebagian besar aa di dalam genggaman smartphonenya. Tentu saja ia punya tidak hanya satu. Mungkin itu persoalan baterai, kuota, efisien, dana lainnya. Tapi dengan alat komunikasi itu ia menghandel sekaligus tiga atau empat pekerjaan di kota yang berbeda.

Awal minggu ia ke Makassar untuk memulai pekerjaan baru. dua minggu ia baru menyelesaikan pekerjaan di Medan. Sementara itu pekerjaan di Bandung, dan Jakarta Timur terus berjalan. Ponsel miliknya hampir tidak pernah beristirahat.

Jika di rumah beristirahat itu berarti sedang mempersiapkan diri untuk menggambar. Dan bersamaan itu komunikasi dengan pekerja lapangan jalan terus. Transaksi dilakukannya dengan bank, toko grosir bahan bangunan, dengan pemilik usaha, dan adiknya yang membantu sebagai asisten untuk berbagai urusan yang tidak bisa dikerjakannya sendiri. transaksi sudah dilakukan tinggal memilih dan mengambil barang serta membawa ke lokasi proyek.

Untuk barang-barang dengan nilai besar sebagian sudah menggunakan transaksi kartu debit, namun selebihnya masih menggunakan ATM dan uang tunai. Tentu ada proses yang tidak pendek untuk mengubah kebiasaan penggunaan kartu debit. Warga masyarakat, para pelaku ekonomi, bila mengetahui berbagai keuntungan dengan menggunakan cara transaksi non tunai tersebut lambat laun pasti akan berpindah kebiasaan.

Seperti namanya, transaksi non tunai berarti membayar barang atau layanan tanpa uang. Manusia modern mau tidak mau harus beradaptasi dengan sistem pembayaran non tunai ini.

Maka alangkah baik sosialisasi ke arah sana terus dilakukan, dan makin digalakkan. Biarlah orang-orang tua seperti saya --yang aktivitas ekonominya memang sangat terbatas- tinggal meminta bantuan pada anak-mantu dan cucu untuk urusan transaksi demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun