Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tak Peduli Ramadan, Kejahatan Finansial Perbankan Terus Mengancam

8 Mei 2019   23:57 Diperbarui: 12 Mei 2019   22:20 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tersangka pembobol bank (datariau.com)

Masih terkait dengan nasabah, diberitakan ada 2 pria menipu 115 Nasabah menggunakan  situs palsu BRI. Kerugian 115 nasabah mencapai Rp1,5 Miliar. ( Sumber 2 )

Unit Cyber Crime Krimsus Polda Sulsel meringkus dua pelaku yakni Suparman alias Suppa (30), warga Kabupaten Wajo ,dan Sudirman alias Sudi warga Kabupaten Sidrap.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani pada Jum'at (11/1/2019) mengatakan, pengungkapan kasus ini berawal dari laporan pihak BRI Pusat yang nasabahnya jadi korban tindak pidana penipuan online menggunakan situs palsu BRI.

*

Pegawai Jujur

Dua contoh kejahatan di atas rasanya cukup untuk membatasi lingkup tulisan ini, dan terkait pengetahuan ala kadarnya yang penulis dapatkan.

Suatu siang selepas salat Dhuhur berjamaah penulis sempatkan berbincang santai dengan seorang kenalan di teras belakang masjid. Sebut saja nama Pak Maman -pensiunan pada sebuah bank Pemerintah.

Sesuai dengan lingkup kerjanya yang 'hanya' di tingkat kantor cabang bahkan kantor cabang pembantu (dalam satu kota ada beberapa cabang dan cabang pembantu), maka 'kekuasaan'-nya pun terbatas. Ia bercerita selama kariernya sebagai pagawai bank (baca kepala) sudah beberapa kali memecat sejumlah pegawai yang ketahuan berlaku curang sehingga merugikan banyak nasabah nasabah.

Pelaku ada yang titipan dari sejumlah pejabat dari bank yang sama. Sikapnya tegas, kecurangan adalah kecurangan. Pecat (setelah mengembalikan semaksimalnya dari kerugian yang diderita nasabah, maupun kerugian pihak bank) dilakukan. Tanpa pandang bulu.

Ia mengatakan bahwa pihak bank sangat tidak suka bila kasus seperti itu sampai bocor ke media, dan kemudian harus melapor ke polisi. Sebab kerugiannya ada dua, nama baik bank jatuh; dan bila harus lapor dengan polisi urusannya jadi panjang, ruwet, dan merugikan.

Pak Maman mudah mengetahui mana pegawai yang jujur, dan mana yang tidak jujur. Ia melihat dari cara berpakaian (dari ujung kaki hingga kepala) maupun perhiasan yang dikenakan, serta kendaraan yang digunakannya. Ia tahu berapa gaji beserta tunjangan yang diperoleh seorang pegawai. Hingga ketika ia harus melacak kejujuran seseorang akan segera ketahuan jujur-tidaknya yang bersangkutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun