Untuk kemudian diganti dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat. Kesadaran akan stok umur yang semakin menipis, jatah waktu yang kian terbatas, serta entah kapan serta di mana nanti apapun bisa terjadi sebagai penyebab umur harus berakhir, tidak boleh sekejap pun dilelapkan. Bahkan dalam tidur pun, kesadaran itu mesti ada, dan  dapat dikelola dengan lebih baik.
*
Harapan ketiga, mendapatkan Lailatul Qodar. Betapa tidak gampang, betapa banyak kendala yang menghadang, tetapi mudah-mudahan Allah mengizinkan malam istimewa itu tergapai dengan indah.
Maka lupakan yang lain, setidaknya jangan terlalu pedulikan hal-hal yang hanya sebagai pelengkap-penghias dan tambahan dari ujung Ramadhan, yaitu Idul Fitri. Proses yang baik dan lebih baik insya Allah akan bermuara pada kesempurnaan, yaitu menjadi fitri, menjadi manusia yang kembali suci seperti bayi yang baru dilahirkan. Dan itulah harapan keempat.
Kalau Ramadhan 2019 ini menjadi kesempatan terakhir maka tuntas sudah umur dijalani, ada senyum mengembang dan harapan cerah. Insya Allah bila nanti berpulang ke kampung akhirat semua bakal baik-baik saja. Bekal memadai, tidak bangkrut, dan memepeeroleh kemenangan. Siapa yang tidak berharap dari Ramadhan seperti itu?
Mari pupuk terus optimisme -dalam sabar dan syukur- dalam menjalani hidup yang tidak gampang ini. Mari menjalani Ramadhan 1440 Hijriah ini dengan jiwa-raga, dengan segenap hati, sesuatu tuntunan Rasulullah. Mudah-mudahan doa kita semua -muslimin/muslimah- diijabah. Â Aamiin. *** 6 Mei 2019