Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lebaran Segera Tiba, Ujian, dan Pilpres

13 Juni 2018   23:45 Diperbarui: 14 Juni 2018   14:50 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mendekorsi ulang rumah jelang lebaran | majalahasri.com

Saling bertamu atau kunjung-mengunjjngi menjadi salah satu adab muslim. Dengan mendatangi  rumah sanak-saudara, tetangga, kenalan dan warga sekitar, diharapkan terjalin keakraban hubungan dan saling mengetahui kondisi masing-masing sehingga dapat saling menolong bila membutuhkan.

Dalam ajaran agama 40 orang tetangga kanan-kiri dan depan-belakang rumah kita itu yang harus diketahui kondisinya, dibantu bila memerlukan, dan setidaknya dicarikan jalan keluar bila menghadapi kesulitan. Zakat fitrah dan infak-sadakah bagi warga yang mampu diprioritaskan untuk mereka. Hal itu membuktikan bahwa kebersamaan sebagai tetangga ternyata melebihi keakraban dengan saudara (yang rumahnya jauh, apalagi di luar kota).

Itu sebabnya menata, mendekorasi ulang, dan memperindah rumah (meski rumah sederhana) akan membuatnya menjadi bersih, nyaman, dan  asri untuk disinggahi. Terlebih jika tuan rumah mampu bersikap ramah, menjaga toleransi, menjamu tamu dengan sangat baik, serta terbuka untuk saling menolong maupun menasihati pada jalan kebenaran.  

Lebaran menjadi sarana terbaik untuk menjalin kembali, dan bahkan mempererat silaturahim dengan para tetangga. Dan hal itu tidak mudah dilakukan.

Saya mengalami adanya tetangga yang berbeda suku, beda agama, dan terutama beda generasi yang membuat situasinya sulit untuk saling terbuka dan membuka diri. Keadaan di kampung relatif lebih mudah, namun seperti di kompleks perumahan (lambat laun, bila penghuni pertama berpindah dan berganti penghuni baru) penghuni di perkampungan pun makin beragam. 

Namun bila ada satu atau orang tokoh yang mempelopori gerakan bertoleransi dalam lingkup tertentu maka perayaan apapun, termasuk Lebaran , dapat dijadikan ajang untuk lebih mempererat jalinan hubungan sosial yang sehat dan damai diantara mereka.

Dan semua ini menjadi tugas sangat besar para pemuka agama dan perangkat desa/kelurahan. Mereka tidak justru menjadi pemecah belah persatuan inter maupun antar umat beragama.

*

Ah ya, Lebaran segera tiba, dan jangan ada lagi yang memanfaatkannya untuk kepentingan buruk-sesat-salah. Tahun 2018 ini sebagai tahun politik dengan adanya Pilkada serentak, serta tahun 2019 dengan adanya Pilpres, harus dilalui dengan penuh perhitungan dan hati-hati. Mudah-mudahan dengan semangat Ramdan dan  Lebaran,  kita menjadi orang-orang yang menang dari perang besar melawan hawa nafsu, sehingga dapat lebih mudah mengalahkan lawan remeh yaitu cinta dunia melalui kehidupan politik.

Demikian saja tulisan sederhana ini menyambut Iedul Fitri tanggal 1 Syawal 1439 Hijriah. Semoga dengan berpuasa dihapuskan segala dosa kita. Dan bersamaan dengan itu kita makin arif-bijaksana bila berkata-bersikap-bermedia sosial, terlebih dalam  dalam berbangsa dan bernegara. Aamiin.***13/6/2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun