Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami

Cerpen | Puasa, Stamina, dan Kerja Berat Para Ibu

21 Mei 2018   23:37 Diperbarui: 22 Mei 2018   01:39 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
makanan sehat yang perlu dikonsumsi setiap hari

Mak Fatmah keluar rumah. Demikian pula Bu Tini. Seperti biasa Mak Fatmah Edi Mur berpenampilan sportif, mengenakan celana dan kaos olahraga longgar kesukaannya. Padahal tidak mau olahraga. Tapi ia memang banyak bergerak, di dalam rumah maupun di luar rumah, untuk berbagai urusan. Intinya ia tidak malas bergerak meski menjalani puasa.

"Sehat Mak?" tanya Bu Tini memancing pembicaraan. Satu kata saja, yaitu sehat, maka Mak Fatmah pasti terpancing.

"Alhamdulillah. Bu Tini juga sehat 'kan? Puasa meski beban pekerjaan ibu rumah-tangga tambah berat tidak boleh jadi alasan untuk tidak sehat lho.. . .!"

"Memang harus selalu sehat. . .!" ucap Mak Fatmah sambil mempergakan gerakan seorang binaragawan.

"Kalau seorang ibu sakit, maka suami dan anak-anak bakal ikut-ikutan sakit. . . ."

"Memang. Bisa-bisa nanti menyalahkan agama. Padahal agama itu untuk mengatur manusia. Ibarat produk otomotif yang baru keluar dari pabrik, selalu  disertai petunjuk pemakaian dan seluk-beluknya. Demikian pula kitab-suci bagi kehidupan kita. Puasa ada perintahnya dalam kitab suci,. . . . .!" sahut Bu Tini panjang-lebar.

"Wah, mau ceramah nih?"

"Bukan. Untuk saling mengingatkan saja. Bu Tini boleh ganti menceramahi saya kok. . .!" ucap Mak Fatmah dengan gaya bercanda.

Sebagai isteri Ketua RT, Bu Tini punya wawasan yang lumayan luas. Ia sering berdiskusi dengan suami mengenai berbagai aspek kemasyaraktan. Termasuk bagaimana merangkul ibu-ibu untuk menyukseskan program kewilayahan. Salah satu caranya dengan memberi kesempatan kepada para ibu agar berani dan bangga untuk menunjukkan kelebihan dan keunggulannya dibandingkan ibu-ibu yang lain. Setelah ibu tinggal Bu Tini yang mengatur dan menjembatani agar tidak berpengaruh buruk.  

Bu Tini mengajak Mak Fatmah ke pos ronda. Kebetulan di sana sudah ada tiga orang ibu rumah tangga dengan urusan masing-masing. Tante Elli menunggu Mang Oboy penjual tahu keliling, Bu Rumi pulang dari mengantar anaknya ke tempat les, dan Mamah Kania mau membeli buah segar di pasar swalayan depan kompleks perumahan.

"Wah, kebetulan nih ibu-ibu ngumpul Saya mau ngobrol sedikit kalau tidak menggunggu kegiatan ibu-ibu ya. Ini penting tidak penting, tapi bagusnya didengarkan dulu. . . !" ucap Bu Tini nimbrung pada tiga orang ibu yang telah lebih dulu berkumpul di pos ronda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun