Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pulang Kampung, Pangandaran, dan Satpam

18 April 2018   21:10 Diperbarui: 18 April 2018   21:12 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pantai barat pangandaran (pergidulu.com)

"Sekarang kondisi jalan-jalan lebar, lurus, dengan tanjakan, turunan, maupun tikungannya tidak setajam dulu. Semua berubah.. . . .!"

"Kalau kita masih tinggal di kampung, tidak pindah ke kompleks ini mungkin saja kita tidak belajar bagaimana cara memaknai perbedaan. . . .!" ucap Mas Subejo Wongsorejo yang asli Donorojo, Pacitan, Provinsi Jawa Timur.

"Pada era Jokowi ini jalan tol Merak sampai Surabaya hampir rampung. Kelak pasti diteruskan ke Banyuwangi. . . . !"

"Bangga kita ya? Sementara jalan tol di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dikebut agar jarak tempuh angkutan barang dan orang main cepat dan lancar, dan biaya makin murah. Bersamaan dengan itu penyebaran pembangunan dan kesejahteraan makin merata di seluruh pelosok tanah air. . . . . . !"

Namun di mana pun selalu ada orang-orang dengan, sikap dan pendapat berbeda, perilaku pun berbeda. Maka warga sekitar harus menenggang, sampai batas tertentu saja. Sebab bila sudah kelewatan pasti diusir.

"Saya dengar dari tadi, kok cuma Jokowi saja yang dipuji. Sesekali puji juga saingannya dong. Adil 'kan?" ucap Bro Frans dengan gaya digagah-gagahkan. Sudah beberapa saat rupanya ia berada di balik tembok pos roda, menguping  obrolan orang. "Beliau itu mantan jenderal, mantan Pangkostrad, banyak pengalaman perang dan bersikap sangat tegas-keras dan cadas. Pasti sangat cocok untuk jadi presiden kita. . . . . !"

Mas Bejo dan Pak Edi Mur saling pandang, lalu tertawa, dan mengacungkan jempol.

"Saya tidak membantah semua pujianmu, Mas Bro. Tapi kami sedang terpesona pada etos kerja Jokowi yang luar biasa itu. Kelak kalau beliaumu jadi presiden dan punya etos kerja yang jauh lebih mumpuni dibandingkan dengan Jokowi saat ini, jangan khawatir tidak kami puji. Pasti kami puji setinggi langit, pasti, , , , , , , , !" ucap Mas Bejo dengan sangat meyakinkan.

Bro Frans akan mengatakan sesuatu lagi. Tapi batal. Ia lebih suka tersenyum saja meski dengan wajah tegang. Tampak tidak puas dengan situasi yang dihadapinya.

*

Bro Frans merupakan penduduk sementara. Ia menywa rumah kecil di belakang untuk ditinggali dengan isteri dan dua anaknya. Pendidikannya terbatas, pekerjaannya sebagai 'debt collector'. Maka ia tidak mau terlalu dekat dengan warga sekitar. Sesekali saja ia bersikap ramah pada tetangga, tetapi itupun tidak mudah. Padahal para tetangga sudah sering mengajaknya ikut berbagai kegiatan, mulai dari kerja bakti membersihkan lingkungan, siskamling setiap malam minggu, dan main gaple atau catur di pos ronda pada malam Sabtu-Ahad dan liburan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun