Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Dari Masuk Angin hingga Kata-kata Bersayap

14 Desember 2015   16:24 Diperbarui: 14 Desember 2015   16:59 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Memintarkan dan Mengarahkan

Sejak dulu peran guru bagi murid hanya satu, yaitu membuat pandai/pintar. Para pendidik pun berkutat dengan peristilahan pendidikan, pengajaran, kurikulum, kompetensi/kesejahteraan guru, mutu pendidikan, dan kata lain seputar itu. Namun beberapa hari ini muncul kata lain yang mestinya memperluas peran guru.

Dalam sebuah Seminar Media Pembelajaran diberitakan ‘Tugas guru bukan memintarkan murid. (memintarkan). Agak penasaran juga membacanya sepintas, namun setelah dirangkaikan dengan konteks menjadi lebih jelas.

“Dewasa ini guru tidak saatnya lagi untuk memintarkan murid, karena siswa sudah terlalu pintar dibandingkan dengan gurunya, khususnya dalam menyikapi perkembangan teknologi informasi yang begitu dahsyat.” Dilanjutkan.  “Yang ideal sekarang adalah guru melakukan mentoring atau mengarahkan siswa, agar siswa tidak kesulitan dalam menentukan banyak pilihan informasi.”  

Maka peran guru ‘hanya’ mentoring. Tentu saja ini menyangkut perbaikan kurikulum dan banyak kebijakan kependidikan lainnya, agar siswa bukan hanya pandai/pinter iptek tetapi juga cerdas dalam ibadah.

 

Kata-Kata Bersayap 

Meskipun tidak seperti burung atau jenis unggas yang lain, ternyata kata-kata ada yang punya sayap. Tunggu, diam dulu sebentar untuk membayangkan bagaimana bentuk sayap pada kata-kata itu. Tentu saja bukan sayap burung yang melekat pada kata-kata. Itu hanya istilah atau sebutan saja

Kata-kata bersayap dimaknai sebagai kata-kata yang punya beberapa pengertian, dan cenderung sukar diartikan secara pasti. Karena alasan itu seorang Menteri, seperti diberiakan sebuah media, minta agar kata-kata bersayap dihapuskan (kata-kata-bersayap).

Sang Menteri mengaku sudah mengeluarkan surat edaran terkait larangan penggunaan kata-kata bersayap, antara lain pembangunan, pemberdayaan, peningkatan, pengembangan, pengelolaan, penguatan, pendampingan, perluasan, ektensifikasi, intensifikasi, dan lain-lain. Dan menggantinya dengan kata-kata yang dipakai lebih sederhana, seperti beli, bayar, buat, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun