Mohon tunggu...
Sugiyanta Pancasari
Sugiyanta Pancasari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Cerita dan Catatan" Yang tak boleh menua, dilumat usia

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Sapardi dan "mBoel," "Melihat Api Bekerja," dan Bertanya, "Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau"

3 Mei 2021   23:38 Diperbarui: 4 Mei 2021   00:18 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Sapardi dan "mBoel," "Melihat Api Bekerja," dan Selalu Bertanya, "Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau."

Sugiyanta Pancasari

Membaca tiga buku puisi karya tiga penyair top Indonesia modern yang judulnya saya rangkai dan susun menjadi judul tulisan ini, sungguh menantang


Sebenarnya masih ada satu buku novel yang bila ditambahkan menjadi: ....dan Tak Letih-letihnya "Srimenanti."
Namun untuk menghindari judul yang terlalu panjang dan terkesan bertele-tele, maka novel "Srimenanti" karya Joko Pinurbo tidak saya gabungkan sekalian, meski novel karya beliau tidak kalah menarik dibanding ketiga buku puisi di atas.

Semoga Mas Jokpin bisa memahami dan maklum.

         *****

Tidak ada obat paling mujarab, tidak ada gizi paling sempurna untuk hati dan pikiran yang lagi galau, kecewa, marah, bingung, sedih dan hancur gegara dicincang-cincang pandemi yang sudah  berlangsung satu tahun lebih ini, kecuali buku. Ya ...... membaca buku. Tetapi pertanyaannya mengapa harus buku sastra (puisi dan novel) Tidak juga, bisa buku yang lain, apa saja. Atau barangkali aktivitas sesuai selera anda. Kebetulan saja minat saya di situ.

Memang untuk memulainya tidaklah mudah, saat kita harus menjalani hidup dengan adaptasi kebiasaan baru, akibat dari pembatasan-pembatasan dan aturan terkait pandemi dan sebagian besar aktivitas (belajar, bekerja, dan beribadah) dilakukan di rumah.
Kabar baiknya, tentu tiap hari selalu ada waktu luang, yang sungguh sayang jika kita biarkan berlalu dengan hanya menyisakan "tumpukan" kekesalan dan kekecewaan. Juga perasaan menyalahkan keadaan.

Harus diingat, kita tidak sendirian. Di belahan dunia manapun semua orang mengalami hal yang sama. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus melawannya. Menghadapinya. Dan masing-masing orang memiliki caranya sendiri-sendiri, yang barangkali berbeda satu sama lain.

Dan bagi sebagian orang, membaca buku di era digital ini adalah jadul, tetapi bagi saya membaca buku itu gaul. Sedangkan anda bebas menentukan minat anda dimana?

Berbeda dengan aktivitas lain: memelototi gawai, menonton televisi, sinetron dan film di televisi berbayar, yang lebih banyak menyuarakan narasi-narasi penuh sensasi, sketsa hidup yang riuh, ekspresi diri yang cenderung vulgar, glamour dan sarat pencitraan, membaca buku lebih memiliki banyak peluang untuk dialog, merenung dan menyelam jauh ke dalam dunia batin penulisnya, menangkap isyarat yang tersurat dan tersirat dalam karyanya. Ini menjadi arena petualangan dan ritual pengembaraan diri yang menggugah dan menginspirasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun