Puisi Sugiyanta Pancasari
keringat yang mengucur
hingga tetes terakhir
ia tetap terjaga ketika engkau tertidur
entah hanya seberapa saat ia sandarkan lelahnya
dengan penatu masih ditangannya
atau piring dan gelas
dan pakaian kotor yang menimbunnya
masih bermalas-malasan juga
ketika pagi-pagi sekali
ia membangunkanmu
dengan cintanya
yang terus bertambah
setiap harinya
(untuk kaum mager: saatnya sadar
untuk kembali pada IBU)
Jogja, Februari 2021.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!