Mohon tunggu...
Sugiyanta Pancasari
Sugiyanta Pancasari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Cerita dan Catatan" Yang tak boleh menua, dilumat usia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kukirim Belahan Jiwaku

22 Februari 2021   21:03 Diperbarui: 22 Februari 2021   21:16 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kukirim rembulan
bagimu yang tengah menempuh pengembaraan
agar setiap malam kau bisa memeluknya
sembari menggoreskan mimpi

bila tiba-tiba mendung datang
jangan berduka, apalagi menangis
ingat dan ingatlah sebait puisi
yang kutuliskan di keningmu
sebelum kau pergi

kukirim bunga
bagimu yang sendiri di perantauan
agar setiap pagi kau bisa menciumnya
menikmati harumnya tiada henti
tapi setelah kembang layu
jangan bersedih apalagi menangis
ingat dan ingatlah janji setiaku
yang kubisikkan lirih
untuk tetap menantimu

kukirim kau belahan jiwaku
bagimu yang terus merindu
untuk kita tetap menyatu
hingga akhir waktu

Jogja, Februari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun