Mohon tunggu...
sugita
sugita Mohon Tunggu... Guru - Menulis merupakan bagian hidup

Menulis untuk bahagia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tuntutan Kecakapan Siswa di Abad 21

18 Mei 2021   08:00 Diperbarui: 19 Juni 2021   05:59 5193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

        

Pendidikan Abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan antara kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap TIK. Kecakapan tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai model pembelajaran berbasis aktivitas yang sesuai dengan karakterisk kompetensi dan materi pembelajaran. Kecakapan yang dibutuhkan di Abad 21 juga merupakan keterampilan berpikir lebih tinggi (Higher Order Thinking Skills ) yang sangat diperlukan dalam mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan global. 

Pada abad 21 ini terjadi perubahan yang sangat besar pada semua bidang kehidupan akibat dari adanya perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi baik teknologi informasi maupun komunikasi serta persaingan global, maka peserta didik dituntut harus memilki ketrampilan atau kecakapan abad 21. Oleh sebab itu, di dalam proses pembelajaran juga harus diarahkan untuk pencapaian ketrampilan atau kecakapan tersebut. Ketrampilan atau kecakapan yang harus dimiliki peserta didik yaitu: kualitas karakter, literasi dan kompetensi.

Kualitas karakter merupakan upaya meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menghadapi lingkungan yang terus berubah. Salah satu karakteristik pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah harus dapat mengarahkan peserta didik untuk memahami potensi, minat dan bakatnya dalam rangka pengembangan karir, baik di jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun karir di masyarakat. Oleh sebab itu, maka peserta didik harus dipersiapkankan untuk memiliki kualitas karakter yang sesuai dengan tuntutan kecakapan Abad 21, yaitu iman dan taqwa, cinta tanah air, rasa ingin tahu, inisiatif, gigih, kemampuan beradaptasi, kepemimpinan, kesadaran sosial dan budaya, serta memiliki alasan dan dasar yang jelas dalam setiap langkah dan tindakan yang dilakukan (accountability )

Sedangkan kemapuan literasi yakni langkah menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari berupa gerakan literasi di sekolah tidak lagi menjadi bagian terpisah/berdiri sendiri dalam pelaksanaannya. Aktivitas peserta didik di kelas bersama guru melakukan aktivitas ini guna memperkaya dan memperdalam wawasan serta penguasaan materi, sehingga siswa terlibat langsung tidak lagi hanya bergantung pada guru. 

Kemampuan literasi yang perlu dikembangkan di antaranya, yaitu literasi baca tulis, berhitung, literasi sains, literasi teknologi informasi dan komunikasi, literasi keuangan, literasi budaya dan kewarganegaraan Kualitas karakter, kompetensi dan literasi tersebut dapat diterapkan melalui pelaksanaan kurikulum (dengan melakukan monitoring dan umpan balik terhadap kurikulum KTSP atau Kurikulum 2013, Kurikulum muatan lokal, atau Kurikulum inklusif yang diterapkan di sekolah masing-masing), proses pembelajaran (pembelajaran abad 21 dan pembelajaran sainfik, dukungan sumber belajar berupa buku-buku paket atau pengayaan yang berbentuk teks dan digital, serta proses penilaian melalui penilaian kelas, penilaian sekolah, dan ujian akhir nasional. Dengan kecakapan abad 21 yang harus dimilki oleh peserta didik maka guru harus menguasainya.

Karakteristik pembelajaran abad 21 dapat dibangun melalui pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran, peran TIK adalah sebagai  alat untuk memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta menyenangkan. Jadi, TIK dijadikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan,

Bila dilihat dari sisi peran TIK bagi guru, maka pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran seharusnya memungkinkan guru untuk: - menjadi fasilitator, kolaborator, mentor, pelatih, pengarah dan teman belajar. - dapat memberikan pilihan dan tanggung jawab yang besar kepada peserta didik untuk mengalami peristiwa belajar sendiri.

Dengan demikian guru bukan  menjadi sumber belajar  melainkan patner belajar bagi siswa untuk mengembangkan potensinya  dalam memperoleh pengalaman belajar.Harapanya siswa mampu beradaptasi mengikuti kondisi perkembangan tekhnologi saat ini namun karakter generasi muda sebagai kaum agamis  berhati - hati agar tidak terdirupsi oleh tekhnologi digitalisasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun