Mohon tunggu...
sugita
sugita Mohon Tunggu... Guru - Menulis merupakan bagian hidup

Menulis untuk bahagia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Belum Sempat Balas Budi Ditinggal Menghadap lllahi

1 Mei 2021   08:00 Diperbarui: 5 Juni 2021   15:13 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                 Tahun 2008 seakan –akan belum lama ketika mudik  lebaran berkumpul bersama keluarga ,adik –adik dan orang tua dan kerabat ,suasana riang gembira karena hampir tak pernah sungkeman bersama di hari raya .Saat itu tujuan nya bukan semata –mata mudik lebaran namun menunggu wisuda istri di salah satu perguruan tinggi di kota Malang .Kebetulan tempat kerjaku dan sekolah anakku libur sebulan selama Ramadhan kumanfaatkan  saja menyusul ke kota Malang. Ketika akhir Ramadhan kami singgah ke kampung halaman tempatku dilahirkan.

                Suasana lebarannya waktu itu sudah berubah ,dulu banyak anak –anak kecil berduyun –duyun  kunjung kerumah –rumah silaturohmi saling bermaaf –maafan ,namun saat itu  anak –anak yang didampingi orang tuanya dan kerabat keluarga saja yang berkunjung ke rumah . Mungkin kebiasaan masyarakat kampung sudah berubah gumanku , karena sejak tahun 1992 tidak pernah lebaran di kampung halaman hanya kirim surat dan kartu lebaran waktu itu. Jika mudik  ke kampung memanfaatkan liburan sekolah saja ,selain tiket pesawat agak murah juga resiko di perjalanan lebih aman tidak ada kemacetan.

            Ketika Hari lebaran sudah selesai ipar dan adik satu persatu kembali ke kota mengais rejeki di Jakarta ,waktu itu saya masih menunggu jadwal pesawat ,kebetulan dapat tiket seminggu setelah lebaran dan adikku yang dirumah sudah pergi ke sawah .Ketika itu tiket pesawat mahal dan sulit maka mencari yang agak murah kebetetulan  dapat hari ke 7 ,tepatnya hari sabtu sore 14.30 ingatku .  

           Tinggal menunggu 4 hari lagi ke bandara Juanda terasa lama , seakan –akan ingin berangkat saja maklum di kampung sudah sepi ,para tetangga tiap hari sudah sibuk bekerja , yang bertani sudah kesawah dan pedagang ke pasar , pembuat sapu ijuk ,caping sibuk  melakukan pekerjaanya sendiri. Waktu itu bapak ,emak dan saya ngobrol dibelakang rumah sehabis sholat ‘ashar sambil memberi makan ayam . Masih terngiang ditelingaku kata – kata  emak waktu itu . ” Buatlah rumah di kampung nanti tak tunggunya sama bapakmu “kata emak ,kujawab ya Insya Alloh mak  saya menabung dulu , kalua saat ini belum bisa.

         Empat hari sudah berlalu saya ,istri dan anakku ,berangkat kebandara naik travel langsung bandara Juanda waktu itu penerbangan ditunda mundur 1 jam Take off kira –kira pukul 15.30 WIB . Dalam hati gumamku nanti turunya di bandara Juata bisa –bisa malam hari sehingga hotel tinggal sisa kamar –kamar  kelas   mahal saja dan Losmen ataupun penginapan tinggal yang ekonomi. Padahal ibunya anak –anak pilihan yang bagus tetapi tidak terlalu mahal tarifnya maksudnya kamar kelas standar. Maklumlah ibu –ibu biasa banyak komentarnya,yang ini dan yang itulah ,kalau saya sendiri yang penting bersih cukup untuk istirahat semalam saja. Pesawat Land ding sekitar pukul 19.00 di Bandara Juata ,kemudian saya mencari taksi ke hotel ,kala itu hp nya masih black center  belum mengenal aplikasi seperti saat ini ,sehingga telpon hotel dan losmen yang masih ada kamar kelas standar untung masih ada.

         Setelah istirahat semalam ,paginya melanjutkan perjalanan  naik speedboot sampai di rumah pukul 13.00 siang .Kemudian isteri dan anakku membersihkan rumah dan kemas – kemas barang ,saya pergi ke warung beli nasi .Selesei mandi semuanya ,baru istirahat tidur sebentar. Bangun tidur ternyata mendekati maghrib ,suara pengajian mushola dan masjid sudah menggema. Seperti biasanya setelah sholat ashar satu – satu  mandi bergantian kemudian   masak untuk makan malam .

          Tahun demi tahun berganti sampai tahun 2011 belum sempat lagi mudik ke kampung halaman  , karena isteri ketika itu   hamil sehingga tidak bisa perjalanan jauh. Waktu itu juga ada kabar dari kampung katanya adikku ,emak mulai sering sakit – sakitan mulai jadi pikiran dibenakku  . Akhir bulan Desember 2011 isteri melahirkan anak kedua sehingga tidak bisa pergi kesana untuk menengok emak yang sering sakitan. Mudah –mudahan tahun depan bisa kekampung ,gumanku setelah si kecil  sudah umur setahun . Dua bulan berkutnya tepatnya  bulan Februari 2012 emak sakit keras aku di telpon adik dan ku pesan lewat telpon bawa emak ke Rumah Sakit yang bagus nanti urusan biaya bagian saya   . Dan saat itu saya berangkat sendirian  ke kampung  ,baru sampai bandara Juanda dapat berita emak sudah meninggal dunia ,jangan singgah kerumah sakit. Inalillahi wainalilahi Roji’un.Lemas badanku seolah –olah tidak ber otot sampai di rumah tangisku tumpah.Pesan emak belum bisa aku tepati sudah pergi menghadap illahi .Mohon maaf ya mak pesan mu belum ku penuhi .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun