Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjuangan untuk Menjadi Lebih Ramah

29 Februari 2020   16:30 Diperbarui: 29 Februari 2020   16:32 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.pixabay.com

Rahma Juni Sinaga mengaku kalau dirinya memang agak cuek, tetapi dengan posisinya sebagai supervisor fashion dia harus selalu tersenyum dan akrab dengan timnya. Dia juga harus selalu tersenyum kepada orang-orang yang bukan timnya, karena mereka juga akan membalas senyuman itu. Perjuangan untuk menjadi orang yang lebih ramah, sering tersenyum secara tulus, memang tidak mudah. Namun demikian, Rahma melakukannya dengan sepenuh hati demi karier di masa depan.

Perjuangan hari demi hari pun dilakukannya dengan tekun. Rahma berharap pada akhirnya semua rekan kerja yang dijumpainya akan tersenyum ketika berjumpa dengan dia. Mereka menjadi dekat, akrab, bersahabat dan dapat bekerjasama untuk meningkatkan kinerja masing-masing, sehingga memajukan perusahaan tempat mereka bekerja.

Hari pertama. Ketika dia turun ke Lantai 1, Rahma melihat banyak SPG juga anak stan yang sedang menyusun barang. Pada saat itu dia mencoba tersenyum kepada mereka. Tak seorang pun di antara mereka yang membalas senyumannya. Malah mereka cuek seolah-olah dia bukan siapa-siapa. Dia pun merasa agak minder dan terasingkan, namun berusaha tetap selalu tersenyum kepada mereka sampai mereka membalas senyumannya.

Hari kedua. Dia turun ke Lantai 1, ke area Bazar Fashion untuk melihat dan merencanakan posisi / tempat untuk promo fashion yaitu "Jeans Fair". Di situ dia melihat SPG dan anak stan bercerita di lorong Deterjen. Dia pun tersenyum kepada mereka, namun mereka tak menghiraukan senyumannya. Malah mereka asyik bercerita. Dalam hati, dia berkata, "Saya harus sabar dan tetap tersenyum".

Hari ketiga. Tepatnya di hari itu ada pergantian Bulletin untuk promo Jeans Fair. Buletin adalah lembaran promosi yang dicetak setiap bulan sesuai dengan barang-barang yang pada bulan itu layak dipromosikan. Rahma dan timnya pun turun ke Lantai 1, yaitu di Bazar Fashion pada area Kosmetik,  untuk membongkar atau merombak pajangan. Pajangan yang ada di bazar akan diganti dengan pajangan jeans. Ketika dia dan tim sangat sibuk, ada salah satu anak stan melihatnya. Lalu dia tersenyum kepadanya, namun anak itu tidak membalas senyuman itu. Pada saat itu dia merasa agak sedikit canggung namun dia berusaha untuk selalu tersenyum kepadanya.

Hari keempat. Rahma turun ke area Bazar karena akan mengecek apakah POP (Point of Purchase = petunjuk harga) untuk "Jeans Fair" sudah terpajang semua atau belum. Dia pun mencatat POP apa saja yang masih belum lengkap. Ketika dia mencatat POP tersebut dia melihat anak stan di dekat Area Bazar Fashion, namun ketika dia tersenyum kepadanya, si anak sama sekali tidak tersenyum kepadanya. Bahkan anak itu memalingkan wajahnya begitu saja. Dia pun kembali berkata dalam hati, "Sabar dan selalu tersenyum".  

Hari kelima. Ketika ada panggilan dari kasir obat tentang barang fashion, Rahma langsung turun dan mengecek apa yang sedang terjadi. Ternyata ada salah satu barang fashion yang tidak termasuk dalam acara promo. Kebetulan ada anak stan di situ, lalu dia tersenyum kepadanya, namun dia pura-pura tidak melihatnya sehingga membuat dia harus mengelus dada dan juga berkata di dalam hati, "Harus sabar dan tetap tersenyum".

Hari keenam. Ketika Rahma  lewat di area Bazar, dia menyapa salah  satu anak stand bazar fashion dan memberikan sedikit arahan kepadanya karena dia juga baru masuk kerja. Setelah itu dia melihat anak stan lain yang sedang duduk. Lalu dia tersenyum kepadanya. Tiba-tiba si anak membalas senyumannya, mendatangi dia dan berkata, "Ibu, kenapa belakangan ini ketika ibu turun ke lantai 1 sering tersenyum kepada saya dan juga SPG".

Rahma pun menjawab, "Memang salah ya kalau saya senyum kepada kalian?" Lalu  anak itu  menjawab, "Tidak salah Bu, tapi 'kan biasanya ibu cuek dan jarang tersenyum kalau berjumpa dengan kami." Dia menjawab kembali, "Iya Dek,  karena sekarang ini saya ingin mengubah sifat saya yang tadinya cuek menjadi pribadi yang mudah tersenyum kepada semua orang". Anak itu manggut-manggut. Lalu mereka pun menjadi akrab.

Hari ketujuh. Dia turun ke lantai 1 dan berjumpa dengan anak stan dan juga SPG. Ketika dia tersenyum,  mereka pun akhirnya mau membalas senyumannya dan malah mau menyapa dia juga. Rahma pun merasa di dalam hati sangat senang  karena mereka sudah mau membalas senyumannya yang tadinya mereka cuek, tidak mau membalas senyuman, mengabaikan dia begitu saja. Akhirnya mereka mau tersenyum lebih dulu dan menyapanya. Rahma berkata di dalam hati, "Akhirnya saya berhasil  mendekatkan diri kepada mereka ".

Dari pengalaman itu, Rahma berpesan, "Tersenyumlah dengan tulus, karena senyum itu membuat Anda lebih dekat dengan orang lain dan menciptakan kekompakan, keceriaan dan   kebahagiaan".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun