Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lepaskan Penghalang Kemampuanmu!

10 Februari 2020   09:15 Diperbarui: 10 Februari 2020   09:21 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: steemit.com

Misbach mempunyai seorang rekan kerja yang bernama Tina.  Sebagai sesama rekan kerja, Tina sebenarnya adalah sosok yang humoris, tapi di sisi lain  ia mempunyai keterbatasan.  Dia kurang bisa bersosialisasi dengan baik kepada sesama rekan kerja. Suaranya juga sangat pelan dan terkesan kurang jelas.

Setiap harinya Supervisor mereka  selalu mengatakan kepadanya untuk bisa membenahi kekurangannya. Untuk mengubah semua itu, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Supervisor  tidak mau tahu bagaimana caranya. Yang dia mau Tina harus mengubah kekurangannya itu tanpa mau mendengar alasan apa pun.    

Pada suatu ketika Supervisor  melihat Tina yang sedang melayani konsumen dengan suara yang sangat pelan. Pernah juga Supervisor melihat Tina kurang paham ketika diberikan intruksi. Hal itu membuat kemarahan sang Supervisor  memuncak sampai ke ubun-ubun.

Akhirnya seluruh pramuniaga Fashion diminta berkumpul di ruangan Buyer Fashion untuk mendengarkan briefing. Di situ Supervisor bertanya kepada masing-masing pramuniaga apa kendalanya pada saat berkerja.

Kepada Tina, Supervisor  menanyakan apa kendalanya,  sehingga kekurangannya itu tidak bisa diubah. Pada saat dajukan pertanyaan semacam itu Tina terdiam, kaku. Karena  sering mendapatkan tekanan, mental Tina pun goyah. Di dalam briefing di depan semua pramuniaga,  Supervisor  memarahi dan memaki Tina sampai melontarkan beberapa kata  kasar, ironis dan tragis: "Bodoh, Paok, Idiot & Tolol".

Misbach melihat Tina tertunduk lesu, sembari menghela nafas dan mengusap air mata. Dia yang menyaksikan panorama itu merasa sangat-sangat sedih.

Setelah selesai mendengarkan briefing yang berisi "omelan" sang supervisor, pramuniaga diminta kembali ke konter masing-masing. Pada saat Misbach hendak menuju area mandi bola dia melihat Tina sendirian bersimpuh di sudut pajangan baju sekolah.  Tina duduk sambil menangis.

Melihat kondisi  seperti itu sontak mata Misbach berkaca-kaca dan hampir meneteskan air mata, karena dia membayangkan bagaimana kalau dirinya yang berada pada posisi Tina yang terus menerus mendapat tekanan, sedangkan dia tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya air mata yang mengekspresikan kesedihannya.  

Misbach  langsung menghampirinya. Dia tidak menanyakan apa-apa kepada Tina. Dia hanya memegang bahunya sembari berkata, "Sabar dan kuat ya Tin!" Tina langsung menghapus air matanya ketika  menyadari bahwa Misbach ada di situ. Tina tidak ingin orang lain mengetahui kesedihannya. Sempat terjadi suasana hening selama 5 menit. Setelah itu  Tina mengatakan bahwa  ingin mengundurkan diri dari pekerjaannya.

Misbach bertanya "Mengapa ?"  Tina menjawab, "Mungkin kemampuan dan rizki saya bukan di sini!".  Tina juga merasakan dirinya orang yang paling bodoh dan sangat tertekan selama bekerja di tempat ini.

Mendengar ungkapan Tina seperti itu Misbach merasa sedih dan iba kepadanya. Lalu dia berkata, "Tina, kamu mempunyai potensi yang sangat luar biasa di dalam dirimu. Seorang yang baik selalu mendapatkan ujian dari Tuhan. Dan seorang pejuang sejati selalu mendapatkan berbagai rintangan sepanjang langkah kehidupannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun