Mohon tunggu...
Sugiarto Sumas
Sugiarto Sumas Mohon Tunggu... Guru - Widyaiswara Ahli Utama

Sebagai widyaiswara di Kementerian Ketenagakerjaan bertugas untuk menjadi fasilitator / pembimbingan peningkatan kompetensi pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan. Menulis artikel ilmiah dan artikel populer adalah salah satu hobby sekaligus kewajiban sebagai tenaga pendidik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rahasia Ilahi Perbedaan Pria dan Wanita

6 Oktober 2022   10:30 Diperbarui: 17 November 2022   13:55 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pria dan Wanita (kreasi Sugiarto Sumas)

SOLO. Dalam fenomena kehidupan, Pria dan Wanita memiliki berbagai  perbedaan. Adakah rahasia ilahi di balik perbedaan tersebut?

Pria dan Wanita memang sudah berbeda secara kodrati sejak diciptakan Tuhan YME. Perbedaan terlihat dari  bentuk fisik tubuh Pria dan Wanita. Perbedaan fisik tubuh juga akan menimbulkan perbedaan reaksi atas kejadian dari  luar tubuhnya.

Menurut ajaran agama Islam, Nabi Adam, sebagai manusia pertama di dunia, diciptakan-Nya dari tanah, sedangkan Siti Hawa, sebagai wanita pertama di dunia diciptakan-Nya dari sepenggal tulang rusuk Nabi Adam.

Karena wanita berasal dari sepenggal tulang rusuk, maka hakikatnya wanita akan mendapat perlindungan dari pria sebagai pemilik tubuh keseluruhannya. Selanjutnya, agar pria dapat melindungi wanita, maka pria harus lebih perkasa dari wanita.

Pria dianalogikan sebagai sosok perkasa, sedangkan wanita dianalogikan sebagai sosok cantik.

Umumnya keperkasaan pria diekspresikan dari bulu dadanya, bidang dadanya, otot pergelangan tangannya, tinggi tubuhnya, dan lain-lain.

Ciri keperkasaan seperti ini melekat pada seorang sosok binaragawan yang gagah, kasar dan berotot.

Sedangkan ukuran kecantikan wanita diekspresikan dari rambutnya, ukuran dadanya, pinggangnya, pinggulnya, paha dan betisnya, serta tinggi badannya.

Ciri kecantikan seperti ini melekat pada dari seorang sosok peragawati yang lemah gemulai, semampai dan seksi.

Lemah gemulai sebagai indikator kecantikan menegaskan bahwa kelemahan wanita justru menjadi bagian dari kecantikannya. Bahkan  kelemahan ini telah dijadikan ciri feminisme.

Sementara kekasaran justru menjadi bagian dari keperkasaan pria, bahkan dijadikan ciri masculinism.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun