Mohon tunggu...
Sugiarto Sumas
Sugiarto Sumas Mohon Tunggu... Guru - Widyaiswara Ahli Utama

Sebagai widyaiswara di Kementerian Ketenagakerjaan bertugas untuk menjadi fasilitator / pembimbingan peningkatan kompetensi pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan. Menulis artikel ilmiah dan artikel populer adalah salah satu hobby sekaligus kewajiban sebagai tenaga pendidik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Makan dan Kepribadian

4 Oktober 2022   10:00 Diperbarui: 17 November 2022   21:06 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jamuan makan resmi, sumber tni-au.mil.id

Tokoh ini makan dengan nikmat juga hangat. Kehangatan tercipta dengan adanya pembicaraan yang akrab tanpa melupakan ketentuan sopan santun cara makan bersama dengan rekan semeja makan, yakni dengan menerapkan table manner, yaitu:

  • Mengambil suapan kecil sehingga dapat terlibat dalam percakapan tanpa hambatan;
  • Mengunyah dengan mulut tetap tertutup;
  • Memasukkan makanan berikutnya ketika sudah bebas makanan sebelumnya dalam mulut;
  • Melakukan pembicaraan ketika tidak ada makanan di mulut;
  • Menghirup atau menyedot minuman ketika sudah tidak ada makanan di mulut, dan menyeka lemak di bibir dengan bantuan tisu (napkin) agar tidak meninggalkan lemak di gelas.
  • Mengunyah makanan perlahan dan tidak menimbulkan suara ketika mengunyah.

Sebagaimana diketahui, table manner atau etika makan  adalah aturan yang diterapkan saat mengikuti jamuan makan resmi atau makan formal.  

Dengan adanya penerapan table manner, bermakna bahwa tokoh ini menunjukkan etika makan sesuai protokol yang berlaku secara internasional, sehingga memiliki pribadi sangat baik..  

Cara memakan buah sebagai makanan penutup diduga berhubungan pula dengan kepribadian.

Ketika beliau mengupas mangga, seluruhnya dikupas dulu, kemudian daging buahnya dipotong dan diiris serta ditempatkan rapi dipiring, baru dimakan satu per satu.

Makna dari cara mengupas mangga seperti ini menggambarkan bahwa pekerjaan dilaksanakan sampai tuntas baru dinikmati hasilnya.

Ketika buah duren sebagai makanan penutup terakhir, maka " pongge" diambil dari belahan  beberapa duren yang dibuka,  lalu dicoba satu per satu hingga ditemukan satu " pongge " dari belahan duren yang terasa paling enak dan manis.  

Lalu "pongge" yang tersisa dalam belahan duren yang paling enak dan manis ini disimpan dulu untuk dijadikan "pongge" yang dimakan terakhir.

Makna kepribadian dari cara makan duren seperti ini adalah mampu menahan diri untuk menunda kesenangan hingga tercipta "happy ending".

Meskipun pengamatan di atas bukan suatu penelitian ilmiah, hanya menggunakan logika berpikir saja, tetapi dapat dijadikan pendekatan awal tentang gambaran kepribadian seseorang dari cara makannya (S. Sumas / sugiarto@sumas.biz)..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun