Mohon tunggu...
Sugiarto Sumas
Sugiarto Sumas Mohon Tunggu... Guru - Widyaiswara Ahli Utama

Sebagai widyaiswara di Kementerian Ketenagakerjaan bertugas untuk menjadi fasilitator / pembimbingan peningkatan kompetensi pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan. Menulis artikel ilmiah dan artikel populer adalah salah satu hobby sekaligus kewajiban sebagai tenaga pendidik

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Teknologi Informasi Berbasis Digital

13 September 2022   23:52 Diperbarui: 12 Desember 2022   13:03 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreasi sendiri menggunakan aplikasi Canva.com

JAKARTA. Entah masa lalu, masa kini, atau masa depan, manusia selalu memerlukan informasi. Namun yang membedakannya adalah kecepatan dan kapasitas pengirimannya.  Masa lalu lebih lambat dan terbatas karena menggunakan teknologi analog. Masa kini lebih cepat dan  masif, hampir tak terbatas,  karena menggunakan teknologi digital.

Meskipun terdapat perbedaan kecepatan  dan kapasitas penyampaiannya, sejatinya setiap informasi akan memuat suatu kejadian, baik kejadian alam pada umumnya, yang disebut kejadian alami, maupun kejadian manusia, yakni kejadian sebagai dampak perbuatan manusia.

Pada dasarnya, setiap informasi  tidak memiliki predikat apa pun, bersifat netral. Belum dapat dikategorikan sebagai informasi positif atau informasi negatif.

Sampai kemudian muncul reaksi dari penerima informasi yang sesuai dengan kepentingannya, yang dengan serta merta mengelompokkan informasi ke dalam 2 kutub ekstrem berbeda dan bertolak belakang.  Misalnya baik atau buruk, senang atau susah, suka atau duka, untung atau rugi, positif atau negatif, dan lain-lain.  Sementara itu, apabila informasi di kategorikan berada di tengah-tengah dari 2 kutub yang berbeda, maka disebut informasi netral.

Sebagai contoh, ketika 2 orang yang berbeda kutub, katakanlah Bapak Paul dan Ibu Nelly menerima informasi tentang cuaca,  bahwa selama bulan Mei 2023 sampai  Agustus 2023 akan terjadi kemarau panjang, maka mereka dapat bereaksi berbeda dan bertolak belakang.

Bapak Paul, yang mewakili penerima informasi dengan reaksi positif, akan membayangkan terjadinya kelangkaan air bersih, kebakaran hutan, kabut asap, penyakit pernafasan, dan lain-lain. Maka, reaksi yang timbul dari Bapak Paul adalah tidak menyerah dan berupaya mengurangi risiko kejadian sedini mungkin, bahkan dapat pula bertindak ekstrem dengan membiarkan kejadian berlangsung untuk memetik keuntungan dari kejadian itu, dengan membuka bisnis penjualan air bersih dan masker, serta konsultan pemadaman kebakaran.

Sebaliknya, Ibu Nelly, yang mewakili penerima informasi dengan reaksi negatif, akan sama-sama membayangkan terjadinya kelangkaan air bersih, kebakaran hutan, kabut asap, penyakit pernafasan dan lain-lain. Namun, reaksi yang timbul dari Ibu Nelly adalah mencari kambing hitam penyebabnya, meratapinya, pasrah dan menyerah menghadapi kejadian, bahkan akan menjadi korban apabila tidak dibantu oleh orang lain yang berpikiran positif seperti Bapak Paul.

Dengan mengikuti alur pikiran dan reaksi Bapak Paul, maka informasi selalu diperlukan oleh manusia dalam rangka mempertahankan hidupnya, bahkan mengambil keuntungan dari informasi tersebut.  Dengan kata lain, informasi merupakan kebutuhan manusia untuk mempertahankan hidupnya.

Hal ini sejalan dengan pemikiran Charles Darwin, tentang "seleksi alam" dalam teori evolusi biologi, yang kemudian dikembangkan dalam ilmu ekonomi oleh Herbert Spencer menjadi "Survival of The Fittest". Pada intinya, hanya makhluk yang pandai menerima dan mengadaptasi informasi yang akan bertahan hidup.

Sementara itu, informasi  dapat pula mendapat reaksi netral  apabila penerima informasi  tidak merasa memiliki hubungan dengan informasi dimaksud, atau tidak memahami informasi yang diterima.

Katakanlah, anak kecil penumpang pesawat hanya bereaksi netral, ketika berkumandang suara pramugari yang meminta para penumpang untuk memasang sabuk pengaman (safety belt) masing-masing. 

Dapat pula seorang dewasa hanya bereaksi netral karena tidak memahami makna dan dampak dari suatu kejadian yang diinformasikan pramugari tersebut.

Di era digital saat ini, baik informasi maupun reaksi terhadap informasi tersebut akan dikelola secara digital dalam sistem informasi berkecepatan dan berkapasitas tinggi.

Hanya dalam hitungan detik setiap kejadian akan tersebarkan informasinya ke seluruh dunia melalui dunia maya, dan dalam hitungan detik pula reaksi negatif atau positif dari penerima informasi akan menyebar pula dari dan ke seluruh dunia melalui dunia maya.

Dengan demikian, Informasi era digital memiliki ciri cepat, terbuka, interaktif, berhadapan, dan perang. Sehingga, apabila suatu kejadian terlambat dipublikasikan dalam bentuk informasi dari sudut pandang positif, maka sangat mungkin kejadian tersebut dipublikasikan orang lain dalam bentuk informasi dari sudut pandang negatif.

Dalam hal ini, siapa yang cepat merekalah yang akan dapat mempengaruhi dan membentuk opini publik. 

Namun demikian, ketika informasi negatif yang terlanjur muncul lebih dulu, maka harus dilakukan reaksi cepat dan lebih masif untuk mengklarifikasinya. Kemudian, sepanjang informasi yang dibuat memiliki latar belakang yang jelas dan kuat, maka tidak jadi masalah terjadi perang informasi, karena publik akan menimbang-nimbang informasi mana yang dapat diterima akal sehatnya.

Mengingat kita sudah berada di era teknologi digital, maka kita, bangsa Indonesia,  harus siap mengelola informasi secara 7/24, artinya 7 hari seminggu dan 24 jam sehari, dengan menggunakan berbagai aplikasi, seperti WhatsApp, BBM, Facebook, Email, Twitter, Instagram, Telegram, dan lain-lain.

Untuk itu,  seluruh anak bangsa  dituntut memiliki literasi digital, yang terdiri atas digital skill, digital ethics, digital culture, dan digital safety, yang menjamin pengelolaan  informasi dapat berjalan dengan efektif dan aman untuk kepentingan bangsa. (S.Sumas / sugiarto@sumas.biz / 09092015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun