Mohon tunggu...
Sucen
Sucen Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Masa depan adalah Hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Memberi Asi Eksklusif Itu Harus Telaten

14 September 2020   19:58 Diperbarui: 14 September 2020   20:00 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Air Susu Ibu (ASI) sebagai asupan bayi usia 0-6 bulan wajib hukumnya. Asi banyak mengandung segudang manfaat bagi bayi maka tak heran jika dirumah sakit banyak terpampang poster publikasi pentingnya ASI buat Bayi.

Memberi ASI pada sibuah hati perlu ketelatenan khusus, pasalnya bayi hanya dengan asupan ASI saja kerap bangun dan cenderung rewel apalag jika malam hari si ibu harus siap kurang tidur. ya, itu tadi hanya berselang 30 menit si bayi sudah ngak ngek nangis minta nenen.

Ngek Jel Ngek Jel istilahnya

Kondisi ini yang kemudian para ibu tak sabar sampai sampai belum waktunya sibayi mendapat asupan pendamping ASI, si ibu nekat memberinya seperti pisang dan bubur dengan harapan jika bayi kenyang bisa lebih lama tidurnya.

Dan mereka jika dikasih tahu jawabannya para orang tua dulu aja bayi baru lahir sudah dikasih makan pisang toh ga papa. Mendengar pernyataan itu bisa bisa bidan langsung pingsan gegara ulah para ibu ibu ngeyel. Haha

Menurut ilmu kesehatan bahwa bayi yang baru lahir lambungnya sebesar jempol tidak kuat jika langsung dibebani makanan berat, beda dengan kata orang tua dulu bayi nangis ya berarti lapar kalau lapar ya makan nenen itu bukan makan tapi minum katanya.

Bagi Ibu yang respek dengan kesehatan bayi, sudah barang tentu akan mematuhi apa yang diharuskan dan menyehatkan mereka rela meluangkan semua waktunya fokus pada sijabang bayi rela kalau malam terjaga demi sikecil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun