Mohon tunggu...
Sucen
Sucen Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Masa depan adalah Hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akibat Belajar via Daring Orang Tua Dibuat Pusing

8 Agustus 2020   09:26 Diperbarui: 8 Agustus 2020   14:42 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak Pandemi semua sistem kehidupan berubah total, demi memutus mata rantai penularan virus manusia dibuat kalang kabut dengan segala spekulasi yang dilakukan.

Disektor Pendidikan misalnya, sejak Maret hingga kini anak sekolah belum diperbolehkan belajar tatap muka. Dengan berbagai alasan dan menghindari kemungkinan terburuk akibat penyebaran virus corona.

Dari hal tersebut diatas tidak semua daerah mempunyai status zona yang sama, namun protokol diterapkan tidak berbeda antara zona merah dan zona hijau terbukti seluruh sekolah sampai detik ini belum ada kegiatan belajar tatap muka.

Bagi mereka yang tidak bersinggungan langsung dengan para orang atau pasien terpapar corona, perilaku keseharian tetap seperti tidak terjadi apa apa. Maka ketika di daerah tertentu masih bercibaku menekan penyebaran virus disisi lain ada daerah yang sudah terlalu jenuh dengan semua ketidak pastian ini.

Para murid sekolah belajar hanya lewat meeting zoom atau Whatsapp Grup saja. Bagi anak dengan jenjang pendidikan di atas SD, mereka sudah lihai memanfaatkan gawai sehingga para orang tua tidak begitu pusing menyesuaikannya.

Nah bagi anak SD lain cerita setiap ada tugas dari wali murid orang tua yang dibuat pusing. Pasalnya anak seusia SD cenderung lebih suka bermain makannya kesempatan libur bagi anak SD dianggap surga dunia.

Tahukah anda bahwa pengalaman saya hari ini, saya harus mendampingi anak untuk mengerjakan PR dirumah Matematika SD Kelas 5 merubah pecahan biasa ke pecahan desimal.

Sebelum mengerjakan soal tersebut saya berfikir ke belakang saat dulu saya diajarkan hal yang sama kala itu juga saya seperti anaku sekarang tidak mudeng blas bagaimana cara mengerjakan soal matematika itu.

Sembari mendampingi anak saya coba bernostalgia dengan matematika dan ternyata sama kondisinya sekarangpun saya belum bisa mengerjakan soal anak SD Kelas 5 itu. Kesempatan sekalian saya ulang masa lalu dengan mencoba menjawab dan iya saya merasa pusing perlahan saya pelajari sambil nonton youtube hehe 

Benar saja baru kali ini saya bisa tahu dan paham soal matematika kelas 5 SD.

Pembagian porogapit yang dulu saya anggap hal yang paling sulit hari ini sedikit bisa saya pahami pola dan rumusnya. Kesimpulannya tingkat penalaran saya dulu terbilang sangat lamban buktinya mengerjakan pecahan saja butuh waktu sampai anak kelas 5 SD. Wkwk

Itu kisah saya dan anak saya bagaimana dengan mereka para orang tua yang tidak punya hp tentu tidak terdaftar digrup wali siswa, momen libur ya libur tidak tahu informasi. 

Dok.setneg.co.id
Dok.setneg.co.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun