Mohon tunggu...
Sucen
Sucen Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Masa depan adalah Hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menanti Kelahiran Anak Ke 2 (Bagian 5)

19 Juni 2020   11:52 Diperbarui: 19 Juni 2020   11:57 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Perkiraan Lahir (HPL) usia Kandungan istri makin dekat, tercatat (20/07/2020). Kurang lebih satu bulan lagi.

Sebulan sudah jadwal cek kehamilan sebelumnya, vitamin sudah habis maksud hati cek ke puskesmas terdekat, eh didapati hasil periksa tensi 160/94, dokter dengan sigap meminta istri tidak pulang agar sementara menjalani pantauan diruang perawatan.

Boleh pulang jika tensi darah sudah normal. Ingat waktu kehamilan anak pertama, dengan kondisi saat ini sama persis bedanya kali ini emosinya lebih terkontrol tidak gampang marah. 

Sehebat apapun seorang suami jika mendapati istri dalam kondisi seperti ini jelas meleleh panik dan tidak tenang. Hal serupa juga dirasakan istri terlihat gugup diwajahnya berharap segera pulang.

Cemas penuh kehati hatian kondisi yang tidak pasti kaya indonesia saat ini penuh ketidakpastian.

Hmmm sejarah terulang istri harus mendapat perawatan intensif dan dirujuk ke rumah sakit untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan.

Kondisi ini terulang seperti 10 tahun silam, istri tak betah kalau dipasang kateter menolak pengin pake pampers aja tapi tidak diperbolehkan ini prosedur katanya.

Dengan berat hati anyang anyangen pun ditahan itu rasanya kata istri sambil meringis ingin pipis tapi tersumbat balon, ups!

10 tahun yang lalu istri punya Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), saat itu periksa dipoli kandungan dr. Soeselo Slawi Tegal.

JAMKESMAS dulu beda dengan BPJS, kalau Jamkesmas tidak ada naik kelas semua peserta dijatah kelas 3. Pasien Jamkesmas ditempatkan dibangsal ruangan dengan kapasitas lebih dari 10 orang bisa dibayangkan gimana rasanya.

Sangking banyaknya pasien belum yang ikut nungguin menjadi pelengkap suhu udara dalam ruangan. Ya panas pengap dan berisik.

Hal itu yang menjadikan istri trauma jika harus dirawat dirumah sakit.

Kini dengan BPJS ada kemudahan dan sekaligus keringanan biaya pasalnya selain mendapat perawatan dan pengobatan gratis, pasien berhak dan diperbolehkan naik kelas misal BPJS kelas 2 naik kelas 1 atau VIP. Dengan ketentuan selisih bayar kamarnya harus dibayar sendiri.

Mengingat masa lalu tentu menjadi pelajaran bagaimana suasana kala itu bukan membuat kondisi istri stabil tapi sebaliknya tensi darah yang seyogyanya bisa normal cukup 1, 2 hari, hari ke 4 baru bisa normal. 

Pengalaman memang guru terbaik, agar tidak terulang maka saya minta naik kelas perawatan dengan harapan jika suasana kamar dan ruangan nyaman kondisi istri bisa cepet pulih.

Benar saja ketika istri mendapati ruangan bependingin, asri nyaman tidak bau, trauma istri setengah mereda setengahnya masih karena kateter (alat bantu pembuangan air kecil) masih terpasang.

Selain riwayat ternyata banyak asumsi yang bisa menyebabkan tensi wanita hamil naik atau tinggi, bisa dari pola makan, berat badan, kurang tidur dan pikiran. Hal ini bisa dihindari dengan mengurangi kebiasaan makan, istirahat cukup, berfikir positif. Begitu kira-kira nasehat paramedis.

Saya hanya bisa berdoa semoga semua berjalan lancar kelak proses persalinan dimudahkan diberikan kesehatan ibu dan jabang bayinya nanti. Amin ya robal alamin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun