Pengurus masjid boleh meladeninya jika memang memiliki tenaga dan waktu luang yang banyak. Tapi saran saya lebih baik diabaikan.Â
Sebab tidak semua hal yang masuk mesti dilayani dengan sepenuh hati. Toh selama pengajian fikih itu dikonsumsi dan memperoleh apresiasi positif dari jamaah setempat, itu sudah cukup.
Kedua, ketika semua kegiatan beralih ke digital dan kok ternyata menghasilkan profit yang lebih banyak, bisa jadi akan memicu munculnya rasa kecanduan. Akhirnya nanti usai pandemi, setiap kegiatan diliput dan ditayangkan.
Strategi semacam ini memang bagus, hanya saja jangan lupa, bahwa kegiatan masjid bukan diperuntukkan untuk memperkaya diri. Lebih dari itu, kegiatan masjid menjadi semacam ajang untuk menambah wawasan untuk bekal jamaah hari ini dan esok sekaligus memakmurkan masjid. Di poin ini mungkin, semoga saja tidak, banyak pengurus masjid beralih niat dari yang bernilai mendalam dan pahala berubah menjadi profit semata.
Salam bermasjid.