Mohon tunggu...
Ahmad Sugeng Riady
Ahmad Sugeng Riady Mohon Tunggu... Penulis - Warga menengah ke bawah

Masyarakat biasa merangkap marbot masjid di pinggiran Kota Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan Penjaja Buku

11 Agustus 2021   18:23 Diperbarui: 11 Agustus 2021   18:26 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bedanya, penjaja makanan ini dagangannya tetap laku, meski tidak habis seluruhnya. Sebab masyarakat kita masih berpedoman teguh bahwa sandang, pangan, dan papan masuk deretan kebutuhan yang wajib terpenuhi demi kelangsungan hidup bersama. Sedangkan buku mungkin masuk kebutuhan tambahan. Malah seringnya masuk klasifikasi deretan yang tidak diperlukan. Maka sangat wajar jika ibu penjaja buku itu hanya laku sekali dua kali dalam durasi waktu satu bulan.

Ya tapi bagaimana pun kondisinya, buku sebagai bagian dari literasi yang orientasinya memperadabkan manusia tetap perlu diadakan dengan rasa optimis. Meski -mengutip obrolan dengan teman saya- jalan literasi adalah jalan sunyi. 

Maka jangan khawatir dan kaget jika berjualan buku tidak selaku penjual makanan atau pakaian, mengadakan diskusi tapi tidak seramai menonton konser dangdut, dan silang wacana melulu dipandang sebelah mata. Begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun