Ia sejenak terdiam. Pikirannya melayang, serpihan ingatan-ingatan tentang nasibnya, keluarganya, anak-anaknya, dan dirinya yang nestapa bermunculan. Ia menundukkan wajah sembari bergumam, "ya bisa juga, semoga saja Nando mau".
Baginya, pendidikan masih menjadi alat mobilisasi untuk menaikkan status sosialnya. Ia tidak mau anak-anaknya berakhir seperti dirinya yang hanya sampai sekolah dasar, itu pun tidak tamat. Ia tidak ingin asa anaknya terkubur hidup-hidup seperti mimpinya beberapa puluh tahun silam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!