Mohon tunggu...
Sufyan Ilyas
Sufyan Ilyas Mohon Tunggu... Dosen - Nikmat Tuhan Mu yang manakah yang engkau dustai

“Always be yourself and never be anyone else even if they look better than you Because Real success is determined by two factors. First is faith, and second is action”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Status Hamba pun Aku Tidak Pantas

14 Juli 2019   22:55 Diperbarui: 14 Juli 2019   22:56 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asslmkum, Pembaca yang Budiman.

Ribuan Abad silam semenjak Penciptaan Manusia Pertama oleh Allah tidak ada sedikitpun perubahan fisik yang berubah dari manusia sebagai bentuk update produk oleh Sang Pencipta, namum Naluri manusia yang terus menerus melakukan inovasi baru terhadap produknya sebagai bukti ketidaksempurnaan manusia dalam tingkat ketinggian ilmu yang dimiliki.

Kemajuan ilmu teknologi dan kecanggihan modern menjadi penemuan berharga bagi kelangsungan hidup agar lebih mudah dan praktis dalam menjalankan rutinitas. Kelangsungan hidup menjadi sangat berarti bila mencapai tingkatan tertinggi dalam penilaian akal dan budi manusia.

Semenjak dahulu manusia merupakan makhluk tertinggi derajat dari ciptaan lainnya, predikat ini terus berlangsung selama manusia mampu menjaga keberlangsungan penganugerahan predikat tersebut, bila tidak maka predikat tersebut di cabut dan diberi predikat terhina dari seluruh ciptaan.

Predikat Tertinggi yang di berikan oleh Dzat Yang Maha Tinggi dalam seluruh Ciptaan-Nya sudah seharusnya manusia bersyukur setinggi-tingginya, sehingga predikat diberikan di dunia memperoleh imbalan Syurga di Akhirat.

Syurga adalah tempat impian Para Nabi dan Para Wali bukan tempat para pemimpi.

Kenapa bukan untuk pemimpi,? karena Impian Syurga tidaklah cukup hanya bermimpi saja, tetapi istiqamah melakukan yang baik meski sedikit lebih baik daripada melakukan banyak namun tidak istiqamah.

Sebelum mencapai Syurga kita tentunya dihisab dan ditimbang terlebih dahulu terhadap amal yang telah kita kerjakan semasa didunia, namun sebelum timbangan itu tiba marilah kita hisab diri sendiri terlebih dahulu, karena Takarlah diri mu sendiri sebelum orang lain menakarmu.

Mari kita mulai dari Takaran Pertama.

Takaran pertama yang menjadi objek renungan hari ini adalah tentang Alam Kubur, dimana di alam kubur kita akan dihadapkan oleh Enam pertanyaan.

1. Man rabbuka? Siapa Tuhanmu?
2. Ma dinuka? Apa agamamu?
3. Man nabiyyuka? Siapa Nabimu?
4. Ma kitabuka? Apa kitabmu?
5. Aina qiblatuka? Di mana kiblatmu?
6. Man ikhwanuka? Siapa saudaramu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun