Mohon tunggu...
Ranggamos
Ranggamos Mohon Tunggu... Lainnya - ****

believe me, sometimes reality is stranger—and much more frightening—than fiction

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Banyak Perbedaan Antara Terkurung dan Dikucilkan

24 Maret 2018   21:11 Diperbarui: 2 November 2022   03:11 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

menemui langit-langit itu. mengingatkanku pada bisul di pantat Maria
seperti mulut-mulut renta yang menganga
tetapi ada yang menarik, titik air keran itu berjatuhan
lalu berdenting menggubah orkestra kuburan

oleh karena itu kasih, tidakkah engkau paham
di hatiku bersemayam sebuah kata dendam
juga di ruang pinggiran hutan batinku
pada norma menjadikan pertumpahan darah
membentur kisi-kisi pantai kebebasan
lalu mengaktifkan schizophrenia
di otak, menyampaikan pada saraf pengindraanku

hitam kotaku sehitam kampung halamanku
seperti mata sayup karena lelah membaca angka-angka digital
yang berderet membentuk barisan
rumus-rumus teknologi di monitor kehidupan, oscilloscope berisik
sekian membuat takut di pembuluh

"apakah kawat yang terhubung kebelahan dunia ini akan memenjarakan diriku diruangan itu seterusnya?"

               

Yogyakarta, 2002

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun