Mohon tunggu...
Sudramono Manihuruk
Sudramono Manihuruk Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Menulis akan berhasil ketika ada nilai yang ditinggalkan bagi si pembaca....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bekerja = Belajar yang Dibayar

9 Juli 2010   02:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:59 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam perjalanan pulang kantor menuju kost – kostan, salah satu teman tiba – tiba menyatakan sebuah statement bekerja adalah belajar yang di bayar. Tiba – tiba saja aku langsung mencerna kalimat itu dalam pikiranku. Aku hanya mengangguk dan mencoba menyetujui pernyataan itu. Tetapi, setelah aku lebih lama memikirkannya ternyata pernyataan itu sangatlah benar dan memang seperti itulah adanya. Sekali lagi aku menyebutnya dalam hati bekerja adalah belajar yang di bayar.

Sering aku berpikir kalau sudah masuk dalam dunia kerja berarti saatnya mengakhiri sebuah kegiatan rutin yang aku lakukan sebelumnya yang bahkan orang banyak tidak suka, yaitu BELAJAR. Tetapi ternyata aku salah. Aku terlalu berpikiran sempit dalam memaknai kata belajar. Memang sebelumnya aku sudah pernah mendengar kata – kata kakak kelas yang bilang kalau yang namanya manusia itu

[caption id="attachment_189113" align="alignright" width="300" caption="google.com"][/caption]

seumur hidupnya pasti akan terus belajar. Aku mengiyakan aja pernyataan itu, tetapi pernyataan temanku tadi lebih membuat aku semakin memahami sebuah realita ini. Dalam beberapa hari ini akhirnya aku mulai memikirkannya dan mencoba memperhatikan apa yang aku lakukan selama aku bekerja.

Hampir 7 bulan sudah aku magang di salah satu KPP di Jakarta. Hampir 7 bulan ini juga aku melakukan rutinitas kantor yang sepertinya menurutku agak “menjenuhkan”. Di awal – awal bekerja sering mengeluh apalagi kalau melihat setumpuk pekerjaan yang itu – itu saja dikerjakan tiap hari. Sering cerita sama teman tentang kondisi seperti ini yang membosankan dan bahkan “menjenuhkan” dan ternyata teman yang lain pun merasakan hal yang sama. Hari demi hari aku lalui dengan rutinitas yang menurutku “ga aku banget” , satu hari, satu minggu, bahkan satu bulan ga terasa berlalu. Yah… Gini-gini lagi , kalimat itu selalu saja ada di benakku. Bahkan sempat kepikiran pengen banget beralih “kegiatan”, bosan seperti ini terus. Wajar sih baru di awal –awal.

Namun, setelah jalan 5 bulan sudah ada di kantor ini, aku mulai menikmati banyak hal. Bekerja seperti ini bukan lagi hal yang menjenuhkan bagiku. Aku ternyata bisa menikmati apa yang aku lakukan sekarang, beda dengan kondisiku di awal. Pemikiran yang salah itu pun berubah dengan suatu rasa syukur pada Tuhan. Ternyata selama aku bekerja banyak hal yang aku pelajari, banyak hal yang aku pahami, banyak hal yang sebelumnya aku tidak tahu jadi tahu. Pada akhirnya akupun mengambil satu kesimpulan kalau ternyata “bekerja itu adalah suatu proses pembelajaran , bekerja adalah belajar yang di bayar”. Kalau selama sekolah aku belajar tetapi wajib membayar, sekarang bedanya aku belajar tetapi di bayar. Inilah yang membuat aku bersyukur. Seperti arti kata “belajar” yang sering di pahami masyarakat yaitu “belajar = mengetahui apa yang sebelumnya tidak diketahui”, itu juga yang aku alami selama bekerja. Dulu aku tidak tahu tentang ini, tentang itu, tetapi sekarang jadi tahu banyak hal dan itu di bayar lagi. Ga ada alasan kan akhirnya aku bisa sekarang mengucap syukur dalam bekerja, bukan lagi merasakan jenuh saat bekerja.

Ini hanya sekedar sudut pandang saja sih agar kita semakin menikmati setiap pekerjaan kita yang bahkan mungkin ada yang tidak kita suka. Mencoba memahami kalau bekerja itu adalah sesuatu yang harus kita syukuri, karena ketika kita bekerja kita sedang belajar banyak hal yang menambah pengetahuan dan pengalaman kita dan itu dibayar lagi.

Salam kompasiana….

Sudramono Manihuruk

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun