Mohon tunggu...
Sudomo
Sudomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Lombok Barat

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Heboh! Skandal Oknum Aktor Guru Penggerak

8 Februari 2023   07:29 Diperbarui: 8 Februari 2023   07:41 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buku (dokumentasi pribadi menggunakan Canva) 

Pertama, oknum aktor guru penggerak menunda penilaian. 

Skandal ini terjadi karena aktor-aktor guru penggerak memiliki kesibukan lain. Aktor-aktor yang terlibat tidak bisa fokus pada guru penggerak. Oknum-oknum ini sering lupa untuk rutin membuka Learning Management System (LMS) masing-masing. 

Yang terjadi adalah penilaian yang ditunda tidak dapat mencerminkan nilai sesungguhnya. Hal ini karena penilaian yang tertunda jauh setelah proses pembelajaran selesai akan menyebabkan tidak validnya nilai yang diberikan. 

Penundaan penilaian ini juga akan berpengaruh terhadap objektivitas penilaian. Bagaimanapun juga ingatan manusia terbatas. Ada keterbatasan mengingat detail peristiwa di masa lampau. 

Keterbatasan inilah yang membuat aktor guru penggerak pun memberikan penilaian sekadarnya. Nilai yang diberikan pun akhirnya yang penting di atas standar kelulusan. 

Tentu hal ini menodai penilaian autentik yang selama ini didengungkan. Selain itu, juga akan memberikan dampak menurunnya kepercayaan pemerintah terhadap tugas yang diemban aktor guru penggerak tersebut. 

Beruntung pemerintah dalam hal ini Kemendikbudristek RI cepat tanggap terhadap permasalahan skandal ini. Pemerintah pun mengambil keputusan memberikan punishment kepada aktor yang terlibat skandal penundaan penilaian. 

Punishment yang diberikan, yaitu dengan tidak menugaskan lagi aktor bersangkutan pada angkatan setelahnya. Tindakan ini setidaknya dapat memberikan efek jera kepada oknum aktor guru penggerak yang terlibat skandal. Selain itu, menjadi pembelajaran bagi aktor lain agar tidak melakukan skandal serupa. 

Selain itu, untuk mencegah hal serupa terjadi ke depannya, aktor guru penggerak perlu melakukan refleksi diri. Nantinya para aktor akan menemukan upaya perubahan ke depannya untuk tidak lagi menunda penilaian. 

Kedua, penilaian seragam. 

Skandal ini seringkali terjadi dilakukan oleh oknum aktor guru penggerak dalam kegiatan terkait keaktifan guru penggerak saat proses pembelajaran. Dengan alasan rasa keadilan oknum aktor guru penggerak memberikan penilaian seragam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun