Mohon tunggu...
Sudomo
Sudomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Lombok Barat

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Figur Guru Penggerak Idaman, Hanya Pencitraan?

6 Februari 2023   07:09 Diperbarui: 6 Februari 2023   20:47 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buku (Dokumentasi pribadi menggunakan Canva) 

Figur idaman bisa diartikan sebagai sosok yang menumbuhkan rasa ingin seperti pada seseorang. Pada figur ini biasanya seseorang bisa menemukan apa yang dicarinya. Figur ini memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki orang lain di sekitarnya. 

Dalam kacamata pandang orang lain, figur ini bisa dijadikan panutan. Orang lain melihatnya dari kiprah yang telah dilakukan. Termasuk di dalamnya adalah prestasi-prestasi yang pernah diraihnya. 

Menjadi figur idaman tentu harapan setiap guru penggerak. Terlebih mereka telah memiliki modal dasar itu. Gelar yang diperoleh penuh perjuangan adalah nilai diri yang sangat berharga. 

Dalam banyak hal, figur idaman secara tidak sadar dituntut untuk tetap tampil prima. Tidak salah jika beberapa di antaranya melakukan pencitraan agar predikat idaman melekat padanya. 

Pencitraan boleh saja. Namun, haruslah dalam hal positif. Menumbuhkan citra diri lewat hal-hal positif rasanya tidak salah juga. Menjadi salah apabila menunjukkan hal-hal baik di luar, tetapi di dalam tidak pernah melakukan perubahan apa-apa.

Gawat ini! Status guru penggerak, kok, hanya dipakai untuk menaikkan citra diri. Tentu ini bukanlah hal yang layak dilakukan oleh guru penggerak. 

Tanpa pencitraan berlebihan sekalipun sebenarnya telah banyak hal yang dilakukan guru penggerak. Berbagai praktik baik bukan lagi hal asing. Berbagi beragam ilmu pun sering dilakukan. Namun, tanpa upaya pencitraan positif, orang lain mungkin tidak akan tahu kiprahnya. Orang lain juga tidak akan bisa mengambil pelajaran darinya. 

Mengapa Perlu Menjadi Sosok Idaman? 

Menjadi sosok idaman artinya siap menjadi panutan. Menjadi panutan artinya juga siap menerima segala konsekuensinya. Seorang panutan tentu akan lebih bijak dalam melakukan sesuatu. 

Siapa pun guru bisa menjadi guru penggerak. Namun, sedikit yang bisa menjadi idaman. Kemampuan menjadikan diri sebagai panutan adalah penyebabnya. Padahal kemampuan ini sejatinya bisa dilatih dan dibiasakan. 

Terus belajar dan berbagi hal-hal baik akan secara tidak sadar membuat seorang guru penggerak menjadi panutan. Semangat terus maju inilah yang harus terus dipupuk. 

Melalui praktik baik yang dilakukan. Bisa juga melalui pembuatan program berdampak pada murid di sekolah. Bahkan bisa melalui sebaris tulisan terkait kiprah yang dilakukan. Sederhana, bukan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun