Mohon tunggu...
Sudiyanti Masdi
Sudiyanti Masdi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

A passionate writer and food traveler

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

'Sous-vide', Teknik Memasak ala 56 Degrees Cafe

19 Oktober 2016   16:02 Diperbarui: 19 Oktober 2016   16:11 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih seputar Bandung. Setelah puas menyambangi Monsoon Coffee & Cowork, saya pun masih tak tinggal diam. 2D1N di Bandung itu terasa begitu singkat. Oleh karena itu, saya harus bisa memaksimalkan waktu sebaik-baiknya untuk bisa mencicipi kuliner lezat yang tergolong baru di kota Kembang ini.

Okay, next destination yang saya kunjungi berikutnya adalah 56 Degrees Cafe. Kepincut setelah mengintip postingan di Foodnote Bandung tentang 56 Degrees Cafe, saya pun penasaran untuk mengunjungi kafe ini. Tak ingin menyia-nyiakan waktu, saya pun segera meluncur ke area Pasirkaliki dimana kafe tersebut berada. Tak lama setelah melintasi gerbang utama Paskal Hypersquare, saya menemukan tulisan "56 Degrees" yang bertengger di beberapa bagian kaca pada gedungnya. Tak sabar, saya segera turun dari mobil dan menemukan dekorasi kafe yang super cantik dan segar di area depannya.

Bisa dibilang, kafe ini memiliki konsep interiornya yang cenderung homey. Siapapun yang datang kesini bisa merasa betah seperti tinggal di rumah sendiri. Wah, asyik ya!

Kafe yang terdiri dari 4 lantai ini ternyata memiliki tema di masing-masing lantainya. Untuk lantai 1 bertemakan kitchen dengan konsep semi terbuka. Di bagian depan kitchen-nya dihiasi beragam jenis bunga yang begitu cantik.

dok. food.culturenesia.com
dok. food.culturenesia.com
Lantai 2 temanya agak lebih maskulin. Nah, di lantai ini kita dapat menemukan bar yang difungsikan untuk membuat minuman. Pengunjung yang datang tentunya bisa dengan mudah memastikan minuman pesanan mereka di lantai ini.

dok. food.culturenesia.com
dok. food.culturenesia.com
Untuk lantai 3 konsep dekorasinya lebih ke arah feminin dengan beberapa tempat duduk yang tersedia. Menurut penuturan Bertha, salah satu dari pemilik 56 Degrees Cafe, lantai 3 ini juga bisa dijadikan sebagai area workshop. "Awalnya, kami berencana lantai 3 ini dijadikan sebagai tempat workshop atau bisa juga digunakan sebagai tempat meeting, arisan, reuni, bridal shower, ataupun baby shower. Untuk mengetahui paket harganya, biasanya kami menyesuaikan dengan acaranya sendiri. Konsep acara seperti apa yang ingin dibuat disini. Biasanya dimulai dari minimum pembelian Rp 1,5 juta untuk booking 1 lantai atau close for public."

dok. food.culturenesia.com
dok. food.culturenesia.com
Sedangkan untuk lantai 4 adalah area rooftop yang konsepnya lebih mirip seperti taman. Meskipun agak sedikit terbuka, lantai 4 ini adalah lantai favorit saya. Tempatnya nyaman banget untuk kongkow bareng sahabat. Ditambah lagi furnitur seperti sofa dan dekorasinya yang instagenic pas banget buat yang hobi foto-foto.

dok. food.culturenesia.com
dok. food.culturenesia.com
dok. food.culturenesia.com
dok. food.culturenesia.com
Jika diamati, rata-rata pengunjung yang datang ke 56 Degrees Cafe terdiri dari berbagai kalangan. Mulai dari orangtua hingga kawula muda cukup banyak yang menghabiskan waktunya disini. Selain itu, ada pula anak-anak bersama orangtuanya yang berkunjung ke kafe ini selepas kursus.

Terinspirasi dari salah satu teknik memasak, yaitu sous-vide, nama 56 Degrees Cafe diluncurkan. Proses pemasakan daging dengan teknik sous-vide ini biasanya menggunakan 56 degrees. Beberapa menu yang tersedia di 56 Degrees Cafe, dimasak dengan teknik tersebut. Diantaranya seperti grilled chicken, sirloin, telur yang ada di menu Braised Beef Cheek dan Chicken Cream Pasta.

Beruntung, saat berkunjung ke 56 Degrees Cafe, saya berkesempatan bertemu langsung dengan Head of Chef-nya, Aldo. Ia pun menjelaskan tentang menu-menu yang tersedia disini. Untuk konsep makanannya itu sendiri merupakan percampuran antara western, Italian, dan Asian-nya. Tepatnya lebih ke modern Australian fusion yang merupakan perpaduan dari berbagai macam teknik memasak berdasarkan beragam jenis tadisi. Aldo juga merekomendasikan beberapa menu yang wajib saya pesan. Penasaran? Simak terus yuk, Foodies!

Braised Beef Cheek - IDR 60K

Menu pertama yang saya cicipi kali ini adalah Braised Beef Cheek. Menu ini tergolong unik karena menggunakan pipi sapi. Buat kamu yang belum pernah mencicipinya, tak perlu takut karena tekstur dagingnya benar-benar lembut. Rasa bumbunya pun meresap sempurna ke dalam daging. Untuk membuat dagingnya menjadi lembut, Beef cheek ini dimasak dengan cara dipresto dan proses pemasakannya kurang lebih dilakukan selama 1 jam. Braised Beef Cheek ini disajikan bersama mash potato (bisa diganti nasi), picolo onion, dan bawang bombay yang diolah menjadi acar. Dalam satu sajian, ada pula potato chips yang dipadu bersama sayuran seperti lobak merah, kembang kol, wortel dan salad. Rasanya benar-benar nikmat, cocok sekali dijadikan hidangan untuk makan siang ataupun malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun