Mohon tunggu...
Sucy NurAnisa
Sucy NurAnisa Mohon Tunggu... Koki - Anisa

Kamu adalah penentu hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesantren sebagai Sub Culture Islam Nusantara

15 Mei 2020   07:47 Diperbarui: 15 Mei 2020   07:41 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pengertian pesantren
dalam kamus besar Bahasa Indonesia ada dua pengertian mengenai pesantren. Pertama, orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh atau orang soleh. Dan yang kedua, orang yang mempelajari agama Islam dengan berguru ke tempat jauh seperti pesantren. Jadi pesantren menunjukkan tempat yaitu tempat santri, ada juga yang mengartikan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama di mana Sang Kiai mengajarkan ilmu kepada santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab dan santri tersebut tinggal di pondok atau asrama pesantren.

Asal-usul pesantren
pesantren bermula dengan adanya seorang kyai dan terdapat seorang santri yang ingin belajar agama kepada Kiai tersebut. Sehingga yang ingin belajar semakin banyak membuat Sang Kiai mendirikan sebuah pesantren di dekat rumahnya.

Sang Kiai mengajarkan santri bagaimana bisa memahami dan mengamalkan ilmunya sesuai dengan syariat Islam. Karena banyak santri yang ingin belajar maka keberadaan pesantren memiliki peran yang sangat besar baik bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia. Di Indonesia pusat pesantren berada di wilayah Jawa dan Madura, pada wilayah tersebut lebih dikenal dengan nama pondok.

Sejarah perkembangan pondok pesantren

1. Periode awal cikal bakal pondok pesantren
Cikal bakal pondok pesantren tidak lepas dari masuknya Islam ke Nusantara. Ada pendapat lain bahwa cikal bakal tidak lepas dari peran Walisongo, persoalan yang pertama kali siapa yang mendirikan pondok pesantren dengan model pendidikan pesantren masih diperdebatkan sampai saat ini. ada yang berpendapat bahwa syekh Maulana Malik Ibrahim adalah orang pertama yang mendirikan pesantren di nusantara, ada juga yang mengatakan bahwa sunan Ampel lah yang pendiri pertama, ada yang berpendapat bahwa sunan gunung jati adalah pendiri pertama pesantren di Indonesia.

Pesantren adalah akulturasi budaya, pondok pesantren memang telah menjadi milik budaya Indonesia dalam bidang pendidikan dan telah ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian pondok pesantren merupakan karya monumental dan hasil ikhtiar dari para ulama yang menyebarkan Islam di nusantara.

2. Periode penjajahan Belanda
Datangnya Belanda ke nusantara secara tidak langsung membawa pengaruh terhadap keberadaan pesantren. Pondok pesantren berada di bawah kekuasaan pemerintahan Belanda agresi Belanda secara perlahan menyelipkan misi kristenisasi dan menyebar luaskan budaya westernisasi di berbagai bidang termasuk di ranah pendidikan.

Belanda juga merasa khawatir akan ke pemunculan gerakan nasionalisme islamisme dengan munculnya pesantren pondok pesantren dan lembaga organisasi pendidikan karena Belanda takut kalau rakyat khususnya pondok pesantren melakukan reaksi dan protes terhadap perkembangan agama Kristen yang ada di nusantara. Pada fase ini para ulama, para kalangan pesantren itu mengambil sikap anti Belanda.

3. Perkembangan pondok pesantren pada masa penjajahan jepang
Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942, setelah menundukkan pemerintahan Hindia-Belanda dalam perang dunia ke-2. Jepang masuk ke Indonesia dengan membawa semboyan Asia Timur Raya untuk Asia dan semboyan Asia baru. Disini untuk pertama kalinya sikap penjajah Jepang tidak menunjukkan tanda-tanda kesadisannya terhadap bangsa Indonesia. Bahkan penjajah Jepang mendukung Indonesia untuk mendirikan sebuah pesantren. Namun pada perjalanannya, sikap dan kepeduliannya terhadap Islam hanya siasat, strategi dan muslihat untuk memanfaatkan kekuatan Islam yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri.

Maka sebab itu akhirnya Jepang berusaha untuk menari banyak simpati dari kalangan Islam dengan membuat dan menerapkan kebijakan kebijakan baru kebijakan-kebijakan tersebut yaitu.
1. Menarik simpati islam dengan membuka kantor urusan agama
2. Pembesar Jepang sering berkunjung dan membantu pondok pesantren
3. pemerintah Jepang juga memasukkan pelajaran Budi pekerti yang isinya identik dengan ajaran agama pada sekolah negeri
4. pemerintah Jepang juga memberikan izin kepada umat Islam untuk meneruskan organisasi persatuan yang disebut majelis Islam ala Indonesia yang bersifat kemasyarakatan.

upaya dan kebijakan pemerintah Jepang seolah berpihak kepada rakyat Indonesia khususnya bagi kalangan Islam dan dunia pesantren. Hal tersebut tidak bertahan lama, setelah mendapat tekanan dari pihak sekutu karena ingin menguasai Indonesia Jepang berubah drastis menjadi lebih kejam dan sewenang-wenang dari sebelumnya. Segala bentuk pembelajaran diberhentikan pada masa pemerintahan Jepang, sekolah-sekolah diubah menjadi kegiatan baris-berbaris dan latihan perang untuk membantu Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun