Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Gunakan Media Sosial sebagai Sarana Membangun Kerukunan Antar Umat Beragama

14 September 2016   21:29 Diperbarui: 14 September 2016   21:50 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto:www.islamnusantara

"Berdasarkan analisis yang ada ternyata hasutan dari media sosial mempercepat eskalasi konflik. Banyak konflik selalu diahului adanya hasutan medsos," tutur Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Polda Metro Jaya AKBP Hengky Haryadi (metropolitan.inilah.com) beberapa waktu yang lalu.

Statement Hengky Haryadi tentunya berdasarkan kejadian-kejadian yang akhir ini banyak bermunculan. Salah satunya kasus bentrok warga di Tanjung Balai Sumatera Utara di penghujung bulan Juli 2016 lalu. Melalui media sosail (medsos) agresivitas sekelompok orang tertentu mudah dibangkitkan yang berakhir dengan bentrok antar warga.

Memprihatinkan sekaligus menyedihkan saat medsos menjadi media penyebaran kebencian dan provokasi yang mengarah pada isu sara.

Media Sosial, di rindu tetapi juga di benci

Saat ini media sosial di butuhkan, dirindukan tetapi juga sebenarnya dikhawatirkan. Benci tapi rindu, mungkin itu ungkapan yang pas untuk kehadiran medis sosial. Masyarakat merindukan kehadiran dan membutuhkan media sosial untuk kemudahan berkomunikasi, berbisnis, bekerja, maupun bersosialisasi. Tetapi di satu sisi juga ‘membenci’ media sosial karena jika tidak bijak  dalam mengunakan media sosial bisa berakibat fatal.

Sudah ada beberapa kasus yang disidangkan karena perkara komentar, status di media sosial yang mengandung unsur kebencian, mencemarkan nama baik dan berpotensi menimbulkan perpecahan.

Di jaman serba digital ini, kemajuan tehnologi tidak bisa dibendung lagi. Berbagai informasi di seluruh tanah air dan belahan dunia dalam waktu cepat bisa langsung diakses oleh jutaan manusia. Sungguh luar biasa, dalam hitungan detik orang-orang bisa langsung mengetahui kejadian di seluruh dunia.

Oleh karena itu media sosial bisa memberikan dampak positif dan negatif, ada sisi baik dan buruknya. Tergantung bagaimana mengelola, memanfaatkan dan mengunakannya.

Media Sosial Guna Menjalin Kerukunan Antar Umat Beragama, Bukan Untuk Memecah Kerukunan

Indonesia terdiri dari beragam suku, ras, agama, warna kulit, bahasa, budaya, adat istiadat dan kearifan lokal lainnya. Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi satu juga. Keberagaman ini sudah ada sejak nenek moyang, sejak bangsa ini belum resmi berdiri. Keberagaman mestinya menjadi modal sosial bagi bangsa ini untuk menjadi bangsa besar dan mampu membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi warganya.Perbedaan tersebut bisa menjadi cikal bakal kerukunan antar umat beragama, antar suku, budaya yang berbeda.

Sebagai contoh yang terjadi di Kota Solo, masyarakat menjunjung tinggi perbedaan yang ada, dengan tidak memandang perbedaan menjadi perpecahan. Kota Solo yang terkenal dengan sebutan kota dengan sumbu pendek (mudah terjadi gesekan dengan persoalan apapun), nyatanya masih mampu menciptakan toleransi antar umat beragama. Salah satu contohnya, adanya kerukunan antar umat beragama yang sudah terjadi puluhan tahun yang lalu di kecamatan Serengan. Tepatnya di Joyodingratan, Serengan, ada bangunan masjid dan gereja yang bersebelahan. Masjid Al Hikmah dan Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodingratan berdiri sejak puluhan tahun silam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun