Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kata Anak-anak, "MOS Tahun Ini Nggak Asyik..."

19 Juli 2016   11:17 Diperbarui: 19 Juli 2016   19:59 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: primaradio.co.id

Lega! Tahun ini, kami tidak lagi ikut repot manakala anak akan masuk sekolah untuk pertama kalinya di Tahun Pelajaran Baru. Saya masih ingat betul, tahun kemarin saat anak saya masuk sekolah lanjutan atas, di Kota Surakarta, saya dan anak-anak harus repot, ribet ‘berburu’ aksesoris untuk kebutuhan MOS selama tiga hari.

Sebelum hari pertama MOS, anak-anak sudah masuk untuk menerima pengarahan barang-barang yang wajib dibawa saat MOS. Bukan rahasia lagi, jika ajang MOS selama ini menjadi semacam ajang perploncoan dan mengerjai siswa baru.

Lha gimana gak mengerjai kalau barang yang perlu dibawa tidak mudah mencarinya dan harus mengadalkan kreativitas untuk memecahkan ‘teka-teki’ dari barang yang di minta dibawa.

Dari dulu hampir selalu sama atribut yang mesti dibawa setiap hari selama MOS yaitu tas dari karung atau kantung bekas tepung terigu dengan selempang dari tali rafia warna warni, ditambah kaos kaki warna-warni, terkadang dengan tali sepatu warna warni, topi dari bola setengah lingkaran yang ditambah rumbai dari tali rafia.

Nah, yang paling susah adalah barang bawaan yang dibawa harian, yang mau tidak mau harus berpikir untuk mencarinya. Karena nama-namanya sengaja dibikin susah dan tidak dijual di toko. Misalnya diminta membawa milkstrong (milkkuat), roti dengan nama mobil (roti merek avanza), minuman dengan ukuran tertentu yang mengandung vitamin. Yang lain yang cukup aneh adalah diminta bawa air putih (susu), air bening (air putih), air anget (air jahe), susu ngantuk (susu bantal), cacing goreng (mie goreng), kacang ilmuwan (kacang pilus/kacang sukro/kacang atom), dll.

Celakanya, sebagaimana siswa baru, kalau tidak tepat membawa barang-barang yang diminta panitia, ya pasti takut, khawatir dan bisa dipastikan mendapatkan hukuman di sekolah.

Meskipun makanan/minuman yang aneh-aneh tersebut akan dikonsumsi anak-anak sendiri, tetapi ya cukup kesal karena harus pontang-panting mencarinya. Terlebih kalau anak sudah pulang sore (dari MOS) dan harus membawa barang yang mencarinya tidak mudah. Karena terkadang toko sudah tutup sehingga tidak bisa mencari barang yang dibutuhkan tersebut.

MOS Tahun Ini Tanpa Perploncoan

Tahun ini berbeda. MOS berlangsung tanpa embel-embel atribut. Hal itu terjadi setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan  menerbitkan peraturan baru yaitu Permendikbud nomor 18 tahun 2016 tentang Pengenalan Sekolah Bagi Siswa Baru.

Yang dimaksud dengan Pengenalan lingkungan sekolah adalah kegiatan pertama masuk sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah

Dalam Permendikbud tersebut ada beberapa hal yang wajib dilaksanakan oleh pihak sekolah.

  1. Perencanaan dan penyelenggaraan kegiatan hanya menjadi hak guru;
  2. Dilarang melibatkan siswa senior (kakak kelas) dan/atau alumni sebagai penyelenggara;
  3. Dilakukan di lingkungan sekolah kecuali sekolah tidak memiliki fasilitas yang memadai;
  4. Wajib melakukan kegiatan yang bersifat edukatif;
  5. Dilarang bersifat perpeloncoan atau tindak kekerasan lainnya;
  6. Wajib menggunakan seragam dan atribut resmi dari sekolah;
  7. Dilarang memberikan tugas kepada siswa baru berupa kegiatan maupun penggunaan atribut yang tidak relevan dengan aktivitas pembelajaran siswa;
  8. Dapat melibatkan tenaga kependidikan yang relevan dengan materi kegiatan pengenalan lingkungan sekolah, dan
  9. Dilarang melakukan pungutan biaya maupun bentuk pungutan lainnya.

Di Solo, sekolah-sekolah tidak lagi melakukan MOS dengan mengerjai siswanya karena praktis yang mengelola acara MOS adalah guru-guru, tidak lagi siswanya seperti tahun sebelumnya. Di sekolah anak saya dan beberapa sekolah temannya, nyaris OSIS tidak mempunyai peran sama sekali karena semua dikerjakan oleh gurunya. Bahkan di sekolah anak saya, pengurus OSIS pun tidak nongol.

Sementara di sekolah anak saya lainnya, yang kebetulan anak saya terlibat dalam pengurusan OSIS, pengurus OSIS masih dilibatkan. Bahkan setelah Lebaran sebelum masuk sekolah untuk pertama kalinya (18 Juli), anak saya dan pengurus OSIS lainnya sudah beberapa kali rapat untuk persiapan MOS. OSIS masih dilibatkan pada kegiatan MOS meskipun bersifat hanya membantu gurunya. Memang tidak lagi ada atribut dan barang-barang aneh yang harus dibawa oleh murid baru, tetapi setidaknya pengurus OSIS masih berperan dalam kegiatan MOS tersebut.

Sebagai orang tua saya lega karena tidak usah repot-repot mencari-cari aksesoris, atribut dan barang-barang yang aneh-aneh untuk di bawa MOS.

Tetapi anehnya, dari beberapa anak yang saya tanya, malah heran karena saat masuk sekolah tidak disuruh bawa barang aneh-aneh. Ketika saya tanya, dijawab, “Kurang asyik, nggak berkesan. Nggak apa-apa repot bawa barang aneh tetapi ada kenangannya.

Ada lagi yang jawab, “Nggak asyik pengenalan sekolah di isi ceramah melulu oleh guru.

Nah, lho, gimana dong? Ternyata ada juga yang menikmati hari pertama di sekolah dengan bawa barang aneh-aneh. Jangan-jangan para orang tua saja yang resah tetapi anak-anak merasa asyik saja ya, hehe…

_Solo, 18 Juli 2016_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun