Menetap di Sawah Saat Pensiun: Bertani dan Menyatu dengan Alam
Masa pensiun seringkali dipandang sebagai akhir masa produktif. Ada rasa khawatir yang menyelimuti diri seseorang manakala hari-harinya kosong tanpa kegiatan. Justru di masa muda inilah kita mesti persiapkan dengan baik mungkin untuk masa tua yang indah dan bahagia.Â
Masa muda inilah tenaga kita masih bergairah untuk mengejar target sementara masa tua hanya menikmati dan bukan berarti istirahat total. Tetap beraktivitas namun geraknya terbatas karena usia dan kekuatan berbeda di masa muda.
Di masa muda ini, kita perlu atur segalanya untuk masa tua. Jangan sampai masa tua kita tetap kerja keras sehingga tak memiliki waktu untuk mempersiapkan diri menuju kehidupan yang sesungguhnya. Allah telah menganugerahkan segalanya pada manusia sehingga manusia hanya bisa menahan diri untuk selalu memikirkan dan menyisihkan pendapatan agar masa tua tidak sesakit masa muda.
Nikmati masa muda dengan seproduktif dan selalu ingat skala prioritas agar kita juga ingat keseimbangan. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan fisik dan psikis untuk tetap stabil. Sehingga kita bisa mempersiapkan masa pensiun dengan hati yang lapang.Â
Begitu dengan pribadi sudah menghayalkan dan merencanakan bersama pasangan dengan dekat ke alam, hidup sederhana, dan menemukan makna baru dalam keseharian bertani. Sebuah cita-cita dan juga harapan agar semua bisa berjalan indah pada waktunya.
Kembali ke Alam, Kembali menjadi Petani
Sejak kecil sudah diperkenalkan dengan dunia sawah dan tanam menanam. Menyaksikan hijaunya sayur, sawah yang membentang, menanam, dan memetik sayur sendiri, memancing di kolam sendiri terasa damai hidup sambil mempersiapkan diri menunggu panggilan Illahi.
Kadang banyak orang memilih berekreasi dengan mengunjungi wahana wisata. Tapi bagi pribadi mengunjungi sawah sudah merupakan piknik yang menyenangkan. Menyaksikan orang tua di usia senja yang masih produktif menanam cabai, padi, dan lainnya menggerakkan hati untuk merencanakan hal serupa.Â
Hal tersebut telah saya rencanakan dengan baik bersama pasangan agar masa tua tetap produktif sambil menghabiskan waktu di sawah. Menetap  di sawah merupakan keputusan kami berdua tapi juga sebagai tanda syukur atas nikmat hidup untuk meneruskan lahan pertanian orang tua. Di sana, setiap pagi ada kesejukan angin yang menyapa, kicauan burung dan hamparan padi dan sayur yang menyejukkan mata.