Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menulis dengan Hati, Belajar dengan Gembira

11 Mei 2025   16:51 Diperbarui: 11 Mei 2025   16:51 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembelajaran di kelas, sumber dokpri

Menulis dengan Hati, Belajar dengan Gembira

Terkadang menulis masih dianggap sebagai keterampilan teknis yang mengikuti aturan ejaan yang disempurnakan, struktur paragraf, dan menyusun gagasan yang logis. Tak hanya itu, mindset di benak bahwa karya tulis itu sulit, membosankan, ribet, dan sebagainya. Namun di balik itu, ada  sisi emosional dan personal yang jauh lebih dalam yakni menulis membentuk komunikasi jiwa. Dalam arti saat seorang sedang menulis dengan hati maka secara tak langsung saat belajar menjadi suatu proses yang menyenangkan dan menghasilkan pengalaman yang menyentuh dan bermakna.

Hal tersebut yang saya sampaikan saat pertama kali dalam memberikan pemahaman bahwa karya tulis ilmiah itu seru dan menyenangkan. Pemahaman tersebut perlu guru tanamkan agar tumbuh mindset positif dalam benak dengan menepiskan anggapan bahwa karya tulis itu sulit, rumit, penuh aturan, dan membosankan. Padahal jika dinikmati dengan cara yang tepat, belajar karya tulis itu bisa menjadi kegiatan yang seru, menantang, dan menyenangkan.

Membuka permasalahan dengan diskusi terbuka akan mengetahui segala hambatan yang ada. Semua murid dapat bercerita segala hal sudut pandang mereka sehingga guru dapat menemukan strategi yang tepat agar apa yang murid pikirkan tidak sesulit yang dibayangkan. Pemahaman dasar itu guru berikan saat sekolah memperoleh kerja sama dengan Bakti BCA. Suatu kerja sama yang membuka pandangan bahwa hal yang sulit dapat mudah jika menjadi suatu kebiasaan.

Dalam kesempatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), di dalamnya setiap murid dalam kelompoknya diharuskan membuat karya tulis sebagai bentuk laporan akhir. Pada awalnya terdapat kesulitan tapi setelah diberikan pencerahan lebih dalam beserta bimbingan dalam pertemuan P5 akhirnya semua murid yang menjadi binaan dapat memahami dengan baik.

Pemahaman tersebut melalui refleksi dapat disampaikan bahwa karya tulis merupakan tulisan yang disusun sesuai hasil pengamatan, penelitian, atau pemikiran yang logis disertai dengan data dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Meskipun awalnya hanya memiliki tujuan untuk menyelesaikan laporan P5 tapi setidaknya murid dapat melatih kemampuan berpikir kritis, sistematis dan objektif.

Selain itu, guru juga bisa selipkan dalam pemahaman KTI bahwa KTI itu seru, di antaranya 

  1. Murid bisa menulis mengenai yang mereka sukai. Murid bisa mencoba menulis dari hal-hal yang diminati yang masih ada korelasi dengan tema yang sedang dipelajari

  2. Manfaat menulis KTI dapat membuat murid sebagai penjelajah ilmu. Sebagai manfaat jangka panjang, kebiasaan menulis sejak SMA akan menjadi bekal saat kuliah yang akan dapat. Jika kebiasaan tersebut dibangun meskipun awalnya penuh dengan keterpaksaan maka murid bisa menjadi deteksi pengetahuan. Para murid sudah terbiasa membuat pertanyaan, mengumpulkan bukti, menyusun argumen dan menyimpulkan hasilnya. Sehingga langkahnya akan merasakan sesuatu yang baru.

  3. Melatih diri jadi pemikir kritis dan mandiri. KTI yang mereka buat tidak langsung menerima informasi tapi bagaimana para murid dapat menelaah, membandingkan, dan menyusun pendapat berdasarkan bukti.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun