Mendengar Anak dan Mengarahkan dengan Lembut merupakan Solusi Cerdas Hadapi Anak Picky Eater
Sebagai orang tua tentu berharap buah hatinya bisa  tumbuh dan berkembang sesuai usianya tak kurang suatu apa pun. Namun terkadang kita memiliki anak yang menolak makan tak seperti anak orang lain tentu terkadang mengiris hati. Ditambah lagi susah makan sehingga mempengaruhi perkembangan fisiknya. Hal ini dikarenakan kita sebagai orang tua yang belum memiliki pengalaman sehingga langsung memberikan asumsi dengan mengeluh atau memaksakan kehendaknya pada anak. Padahal sebenarnya ada satu hal yang penting yang perlu kita pahami adalah setiap anak memiliki alasan di balik itu semua sehingga kitalah yang perlu menggalinya.Â
Dengan berbagai pendekatan dari buku maupun pengalaman menjadi ibu yang sukses dalam mengasuh anak. Kita bisa belajar di balik alasan di balik pilihan sang anak. Alasan tersebut disebabkan oleh tekstur makanan yang kurang nyaman di mulut, rasa makanan begitu asing di indra pengecapnya atau melihat makanan begitu anah, perkembangan indera pengecap anak yang masih sensitif terhadap rasa misalnya sayur, pengalaman makan yang kurang menyenangkan misalnya karan dimarahi atau dipaksa makan, kebiasaan dalam keluarga yang belum dikenalkan sejak dini, dan sebagainya. Di sinilah kita bisa menerapkan VOC (Voice of Children) sebagai alternatif pendekatan yang mendekatkan diri pada anak dengan cara mendengarkan keluhannya dan bukan hanya menyuruhnya.
Dari beberapa alasan tersebut terkadang tak sedikit kita berasumsi bahwa menolak makan atau hanya menginginkan satu jenis makanan sebagai drama makan biasa. Padahal sejatinya picky eater merupakan fase yang cukup umum terjadi terutama anak di usia dini dan tak selalu dapat disederhanakan begitu saja.
Melihat realita tersebut kita tak lantas memberikan label pada anak bahwa anak kita cerewet atau manja mengenai makanan. Sebenarnya di balik perilakunya bisa jadi ada sesuatu yang sedang anak komunikasikan. Sehingga orang tua hanya dapat memahami apabila kita mau mendengarkan alasannya dan berusaha menyelami dunianya yang unik. Dengan belajar memahami picky eater bukan sekadar aksi menolak makan tapi bagaimana  kita memberikan respon atau reaksi emosional  kepada pengalaman makannya sehingga kita bisa menggunakan pendekatan yang lebih sabar, empati, dan efektif berdampak.
Mengapa Mendengarkan Itu Penting?
Dalam dunia parenting bahwa mendengarkan merupakan kunci membangun hubungan emosional yang baik. Sebab, pada usia anak-anak terutama usia dini mereka bisa menyampaikan perasaannya. Namun, tanpa kita sadari terkadang anak bersuara tertutup oleh suara orang dewasa yang merasa lebih tahu. Padahal saat kita sabar mendengarkan keluhan anak soal makanan kita sudah berusaha membuka pintu dialog.
Selain itu, dalam menghadapi anak picky eater, terkadang kita sebagai orang tua langsung menemukan solusi namun kita mengabaikan bagaimana caranya agar si anak mau makan ini atau itu. Namun sebelum kita sampai di sana, ada satu hal yang mendasar yang sering kita lewati yakni kemampuan orang tua untuk mendengarkan. Mendengarkan anak bukan sila mendengar mereka secara fisik tapi bagaimana kita sebagai orang tua juga memahami maksud, perasaan, dan kebutuhan yang mungkin mereka coba sampaikan.
Saat kita mendengarkan kita tahu bahwa anak menolak makanan. Dengan begitu mereka sedang berusaha mengomunikasikan alasannya di balik penolakannya tersebut agar mereka merasa dihargai pendapatnya. Untuk itu kita bisa menunjukkan empati dan penerimaan bahwa pendapat anak itu penting. Tak hanya itu, kita bisa menciptakan rasa aman secara emosional sehingga anak bisa lebih terbuka dan tidak merasa dipaksa, sehingga kita bisa menemukan akar permasalahan. Dengan begitu kita membangun komunikasi dua arah yang berdampak jangka panjang pada pola asuh dan kedekatan antara anak dan orang tua dalam segi emosional.
Dengan kita mendengarkan sebaik mungkin bukan berarti kita membiarkan semua kemauan anak dipenuhi tapi sebagai jembatan guna mengarahkan dengan cara yang lebih bijak dan tak melukai psikisnya. Apalagi anak saat menyampaikan pendapatnya kita dengar, maka anak akan mudah menerima arahan dan lebih percaya pada proses belajar yang dijalani bersama orang tua.
Lalu bagaimana menghadapi anak yang pick eater agar orang tua tidak membuat beban. Berikut cara sederhana yang disarikan dari sumber bahwa pendekatan VOC menawarkan cara lebih efektif dan manusia yakni kita mendengarkan anak, baru membimbing. Berikut langkahnya, yakni