Mohon tunggu...
Suci
Suci Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Ekonomi

Membaca, menulis dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan yang Terlupakan, Pendidikan "Karakter", Hukuman Fisik Vs Disiplin

22 November 2022   05:30 Diperbarui: 22 November 2022   05:34 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akhir -- akhir ini kita sebagai warga negara kerap mendapatkan informasi mengenai tindak kekerasan yang dilakukan oleh para remaja usia sekolah menengah pertama dan menengah atas. 

Berbagai macam pemberitaan negatif telah mewarnai banyaknya informasi ditengah masyarakat, mulai dari perundungan yang dilakukan oleh sesama remaja, tawuran bahkan tindakan tidak sopan dari murid terhadap gurunya.

 Bahkan kasus -- kasus perundungan ini sering kali justru terjadi dilingkungan sekolah. Sangat disayangkan memang, dimana sekolah diharapkan mampu memberikan pendidikan sehingga para siswa dapat berperilaku dengan baik dan sesuai tatanan aturan sosial dimasyarakat justru melakukan tindakan yang melanggar norma-norma sosial seperti tauran antar pelajar bahkan tindakan yang mengarah pada tindakan kriminal seperti pencurian ataupun kekerasan dengan sajam.

Banyak kejadian -- kejadian yang melanggar norma bahkan hukum yang dilakukan pelajar sudah sangat jauh dari tujuan dilaksanakannya Pendidikan nasional, hal ini bagai bumi dan langit. Tidak ada keselarasan yang terjadi, apakah sistem Pendidikan kita sudah jauh dari apa yang seharusnya menjadi cita-cita luhur bangs ini ?

Bukan para pendidik yang tidak bisa mendidik, namun ada hal penting yang sudah tidak lagi mampu diberikan oleh para pendidik untuk peserta didiknya, yaitu Pendidikan karakter. 

Dewasa ini para orang tua terlalu memanjakan buah hatinya, sehingga tumbuh menjadi anak-anak yang merasa selalu dibela bahkan Ketika mereka salah, lingkungan keluarga yang kurang peduli terhadap tumbuh kembang anak juga ikut berkontribusi membentuk anak-anak menjadi remaja yang kurang terpantau lingkungan bermainnya sehingga terpengaruh dan terhasut oleh teman bermain yang kurang baik dalam perangainya. 

Beberapa kejadian diwaktu -- waktu yang lalu, sering kali guru disalahkan saat memberikan hukuman fisik berupa cubitan atau sentilan ditelinga murid yang berujung pada tuntutan hukum untuk guru tersebut, tentunya kita sama-sama memahami bahwa ada asap ada api, secara moral guru sudah diberikan pemahaman untuk menegur siswa dengan cara lisan, namun apa daya saat lisan sudah tak dihiraukan kadang butuh sedikit sentuhan fisik guna memberikan efek jera kepada para siswa yang tujuannya supaya siswa menjadi lebih disiplin. Namun justru menjadi hal yang buruk bagi guru tersebut. Bagai makan buah simalakama, sudahlah tak bisa menegur secara lisan karena tak dihiraukan dan tak juga mampu berbuat lebih.

Perbedaan yang sangat terlihat jelas apabila kita bandingan dengan Pendidikan dizaman  insan yang lahir ditahun 70-90an, dimana saat itu guru masih sangat dihormati marwahnya, para orang tua begitu percaya terhadap apa yang menjadi keputusan para guru dalam mendidik putera dan puteri mereka, bahkan apabila terdapat murid yang mengalami hukuman fisik secara ringan seperti terkena pukulan dijari akibat kuku tangan yang Panjang, hal tersebut menjadi hal yang ditelan sendiri oleh murid karena pemahaman para otang tua di zaman itu , apabila murid dihukum oleh guru maka murid tersebut telah melakukan kesalahan, terlepas memang hukuman fisik bukanlah hal yang dibenarkan tetapi hal tersebut memberikan efek jera serta membangun sikap disiplin yang lebih baik daripada pembiaran setelah teguran lisan dihiraukan.

Saat tindakan kekerasan ditentang apabila dilakukan oleh para pendidik dan justru kekerasan dilakukan oleh para peserta didik, apa solusi dari fenomena tersebut ?.

Mendidik disiplin para murid memang banyak macam dan acaranya, tidak selalu terpaku pada hukuman fisik, namun hukuman fisik yang sesuai dengan porsinya juga bisa menjadi solusi yang baik apabila diterapkan secara terukur. Sebab hukuman fisik akan memberikan pengalaman yang menjadikan jera terhadap pelanggaran yang dilakukan. Hukuman fisik yang mendidik menjadi alternatif lain guna membangun karakter peserta didik seperti jalan ditempat ataupun loncat tali. Jenis -- jenis hukuman yang mengandung olahraga ringanpun bisa diterapkan selama itu masih dalam batas kemampuan peserta didik dan tidak berlebihan.

Apapun Langkah yang diambil guna memberikan Pendidikan karakter, maka perlu dilakukan supaya karakter peserta didik semakin baik setiap tahunnya dan tidak lagi ditemui kasus -- kasus perundungan dilingkungan sekolah bahkan kekerasan dalam bentuk apapun yang dilakukan oleh anak-anak usia remaja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun