Mohon tunggu...
Suci
Suci Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya suka menulis untuk diri saya sendiri dan sekarang sedang mencoba membaginya kepada kompasianer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hydroponik: Solusi Pemanfaatan Lahan Sempit di Ibu Kota

18 Agustus 2022   20:40 Diperbarui: 18 Agustus 2022   21:30 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telah berakhirnya agenda MDGs pada tahun 2010 melahirkan SDGs sebagai penyempurna. SDGs atau Sustainable Development Goals menjadi agenda 2030 yang bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pelokalan SDGs menjadi SDGs Desa akan membuat tujuan pembangunan berkelanjutan menjadi lebih terperinci. Salah satu rincian SDGs desa adalah Kawasan Permukiman Desa Aman dan Nyaman. 

Ibukota Jakarta sebagai pusat dari segala aktivitas bisnis, politik, dan Kebudayaan menjadikan kota ini dipandang memiliki peradaban yang lebih maju daripada kota-kota lain di Indonesia. Gedung pecakar langit yang menjulang hebat, aktivitas hiburan yang beragam, transportasi umum yang mudah untuk digunakan bahkan dari berbagai kalangan usia maupun status sosial, serta kepribadian warganya yang sangat individual dan seolah hanya punya waktu untuk bekerja. Banyak hal lain yang masyarakat Indonesia pandang dari Jakarta terutama adalah tidak memiliki lahan lagi sekedar untuk menanam satu pohon. Jakarta hanya memiliki beton untuk diinjak, mungkin seperti itu gambarannya.Hal tersebut tidak sepenuhnya benar namun juga tidak salah karna Jakarta sebenarnya masih memiliki lahan untuk menanam buah dan sayuran. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya Kelompok Tani Kemuning 09 yang ada di kawasan RW 09 kelurahan Kebayoran Lama Selatan. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Lahan seluas 400 meter persegi mungkin tidak sebanding dengan luas gedung-gedung besar di sekitar Kebayoran Lama Selatan, namun lahan tersebut nyatanya mampu menghasilkan tanaman-tanaman dengan kualitas baik. 

Ada dua kondisi dimana para petani di Poktan Kemuning 09 ini melakukan pertanian dengan media tanah dan sebagian yang lain digunakan dengan bantuan teknologi yang diperkenalkan oleh Bob Sadino sekitar tahun 1980-an dan menjadi populer, namun tanaman dengan media air ini sudah masuk di Indonesia sejak tahun 70-an oleh seorang praktisi pertanian asal Cipanas, Jawa Barat bernama Iin Hasim. Saat itu Iin Hasim menggunakannya pada tanaman hias, sedangan Bob Sadino pada sayuran. 

Poktan Kemuning berdiri pada tahun 2018 dibawah komando dan binaan Kelurahan Kebayoran Lama Selatan dan Dinas KPKP atau Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian, menggunakan lahan yang tadinya dijadikan tempat sampah oleh warga sekitar. Ketua dari Poktan ini adalah ketua RT setempat kemudian dikelola bersama-sama dengan warga. Menanam berbagai jenis sayuran seperti Pakcoy, Kangkung, Kailan, Terong, Cabai, Bawang Merah, Tomat, Daun Bawang, Pohpohan, dan lain sebagainya. Seperti pada judul, sayuran-sayuran tersebut ditanam dengan dua cara yaitu dengan media tanah dan media hydroponik, dimana keduanya sama-sama memiliki sayuran dengan kualitas terbaik dibawah campur tangan ahli anggota Poktan Kemuning.  

Kelompok KKN 140 dari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat memiliki kesempatan belajar dan mengerahkan tenaga bantuan di Poktan Kemuning 09 ini selama kurang lebih 1 minggu. Kami melihat lebih dekat bagaimana tanaman-tanaman tersebut bisa tumbuh ditengah gedung-gedung yang menjulang tinggi disekitarnya. Menyadarkan diri bahwa Jakarta tidak sepenuhnya beralaskan beton saja jalanannya, tapi masih ada lahan yang bisa ditanami sayuran hijau, meski tidak luas, ada teknologi berupa hydroponik yang juga bisa dimanfaatkan secara maksimal. Dengan begitu, kota Jakarta dapat berpartisipasi langsung terhadap agenda SDGs Desa salah satunya Kawasan desa aman dan nyaman yang salah satu program yang dituju berupa pemanfaatan lahan terbuka hijau.  

Akhir kata, mari kita wujudkan 2030 pembangunan berkelanjutan mendapatkan goals yang melebihi ekspektasi yaitu dengan mengulurkan tangan untuk membuat perubahan, sekecil apapun adalah progress dan progress harus ada setiap harinya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun