Mohon tunggu...
Suci Amalia
Suci Amalia Mohon Tunggu... Relawan - Student of Islamic Studies Faculty UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

I'm Learner

Selanjutnya

Tutup

Film

Nonton Drakor, Awas Kecanduan!!

29 Januari 2021   23:44 Diperbarui: 30 Januari 2021   00:08 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Ini sebuah pengakuan dari manusia biasa, pendiam, dan tak mempunyai keistimewaan apa-apa.

Pernah masanya kita jenuh dengan suasana yang mendominasi dalam kehidupan kita. Buku, buku, dan buku. Namun, namanya juga manusia, ia mempunyai batasan kemampuan. Ia akan menemui titik kejenuhan. Ia akan mencari susasana baru yang menyenangkan di luar kebiasaan.

Daring. Pembelajaran di instansi pendidikan sudah dilaksanakan dalam jaringan atau daring -Daring adalah bahasa Indonesia baku untuk mengatakan online-. Bosan? Tentu saja bosan. Setiap hari hanya bertatapan dengan berbagai jenis manusia melalui gawai, Zoom dengan mode off-kamera, dan diskusi via grup WhatssApp yang sebenarnya tak diketahui apa maksud pertanyaan dari si penanya.

Sesekali saya membuka status WhatssApp teman. Mereka memposting screen shot salah satu adegan drama korea favorit mereka. Dalam hati bergeming "Apa enaknya nonton drakor? Toh laki-lakinya saja sudah seperti perempuan penampilannya."

Sebaiknya saya harus tarik lagi ucapan itu sekarang. Tanpa disadari saya sangat menikmati menonton episode demi episode drama korea. Kenapa? Pembaca tulisan ini pasti tahu jawabannya. Kalau belum, silahkan coba salah satu judul drama korea, Dream High, Start-Up, The Heirs, atau yang lainnya, terserah.  

Salah seorang teman menyarankan memakai telegram untuk menonton drama korea, katanya lebih nyaman, tanpa iklan. Saya coba mencari. Apa ya namanya? Oh iya, drama korea Start-Up yang dibintangi aktris Suzy dan dua aktor pria utama lainnya yang saya tak tau nama aslinya. Ya, saya kesulitan menghafal nama. Katanya sih iu penyakit yang biasa dialamai oleh orang-orang pintar. Wwkwkwkwkwk. Becanda. Mereka adalah Nam Joo Hyuk dan Kim Seon Ho, setelah saya search dulu di google terlebih dahulu.

Mulai. Saya berniat hanya menonton satu episode saja, episode pertama. Wah, mengejutkan. Ternyata alurnya menarik juga. Ketagihan? Tentu saja. Untuk menjawab rasa penasaran, saya lanjutkan mendownload episode kedua. Lumayan, kadang-kadang senyum terbawa suasana dan menangis ketika para pemain terlihat menangis di layar gawai. Manarik juga, saya lanjutkan ke episode ketiga. Jalan cerita semakin seru, saya menikmatinya. Berlanjut ke episode empat, lima, dan seterusnya sampai episode terakhir, enam belas.

Tak terasa, enam belas episode yang masing-masing episode berdurasi lebih dari satu jam dihabiskan hanya dalam kurun waktu dua hari -waktu yang sama  ketika saya habiskan untuk membaca novel Guru Aini karya andrea hirata akhir-akhir ini-.  Magic, benar apa yang dikatakan orang-orang. Menonton drakor bisa saja kamu lupa akan waktu. Padahal ketika itu situasinya masih di masa-masa saat UAS berlangsung. Salah tidak? Saya anggap itu sebagai hadiah bagi diri pribadi yang sudah bekerja keras untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang menjadi resolusi di tahun 2020.

Saya menikmati setiap adegan drama ini. Alur yang menarik, isi cerita yang sarat akan motivasi, para pemain yang mempunyai penampilan yang komersil ala negeri gingseng, pemandangan kota Seoul yang menakjubkan, dan pengambilan gambar yang epic dari orang-orang di belakang layar. Sekali lagi, saya menikmati.

Apa ini? Saya hanya ingin menyampaikan, ternyata drakor itu membuat kita candu dan lupa akan waktu. Ketika kamu mempunyai suatu kewajiban, kamu harus pintar-pintar me-manage waktu. Ia bisa menjadi sumber kebodohan, tapi bisa menjadi sumber pengetahuan baru. Tak memungkiri banyak motivasi yang didapat. Melihat bagaimana para pemain terus selalu berusaha untuk mencapai mimpi mereka. Tak pernah takut ataupun gentar dengan rintangan yang mereka hadapi. Selain itu, secara tidak langsung kita mempelajari budaya korea, yaaa, persiapan barangkali nanti diajak jalan-jalan gratis ke Korea. Bahkan sebagian orang semakin tertartik untuk mempelajari bahasa korea dengan melihat subtitle drama ataupun dengan asyik menyanyikan lagu-lagu BTS dan Black Pink, boyband dan girlband yang sedang naik daun sekarang.

Sekian.

Terima kasih sudah membaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun