Mohon tunggu...
Subulu salam
Subulu salam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional - Universitas Islam Indonesia

Ibadah, Menulis, Bercerita, Foto

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ngalah Bikin Selamat di Jalan

15 Februari 2023   14:45 Diperbarui: 15 Februari 2023   15:04 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Etika wajib ketika di Jalan

Ngalah berasal dari kata mengalah, kata kerja ini biasanya digunakan saat seseorang pasrah, salah satu contohnya 'wes ngalah wae' udah biarin aja. Mengalah merupakan kata kerja yang memiliki arti sengaja kalah, pura-pura kalah, dan tidak mau mempertahankan pendiriannya. Ngalah bukan berarti kalah dan bukan salah, dalam falsafah Jawa ngalah yang diikuti kata ngalih memiliki makna yang mendalam. Lantas apa keterkaitan antara ngalah dan jalan raya?

Dalan iki dudu dalane Mbahmu.

Jalan ini bukan atas kontribusimu atau bukan kakekmu yang punya jalan, umpatan yang sering kali terdengar atau terlontar ketika melihat aksi oknum yang ugal-ugalan di jalan raya. Ngalah merupakan salah satu etika yang wajib dimiliki oleh seluruh pengendara ketika di jalan raya, sesuatu yang harus dilakukan pengguna jalan raya di setiap waktu atau di saat waktu yang pas.

Bayangkan saja ketika terjadi salip-menyalip antara kendaraan, dan dari semuanya tidak ada yang mau mengalah sama sekali, tidak memberikan jalan bagi yang menyalip, dan disisi lain yang menyalip memaksakan untuk menyalip di jalan yang sudah didesain lebar badan jalan, kecepatan masing-masing, dan ramai kendaraan. Apa yang terjadi kemudian? Bisa saja berita kecelakaan akan memenuhi layar tv dan media yang disebabkan arogansi antara pengendara. Seperti halnya kita mengalah memberikan jalan bagi kendaraan prioritas di jalan raya, demikian akan sangat membantu mereka para pengguna kendaraan prioritas dalam melaksanakan tugasnya.

Hal ini pernah saya alami ketika bermotor saat perjalanan di Kota Ngawi, tepatnya arah daerah Mantingan. Jalan yang dipenuhi pemandangan pohon-pohon besar nan rindang, tiba-tiba terganggu dan was-was ketika melihat di depan ada bis yang sedang menyalip padahal saat itu di depan bis ada motor saya dan beberapa pengguna motor lainya, kondisi jalan yang memungkin boleh saja salip-menyalip, tapi tolong juga diperhatikan, apakah sudah saatnya menyalip? Ataukah kami pengguna motor ini bagaikan batu, kerikil jalan raya ketika ditabrak dan dilewati tidak apa-apa? Dan saya pun mengalah, bagaimana jika saya tidak mengalah dan mencoba adu kepala dengan bis tadi, mungkin saja tulisan ini tidak sempat tertulis. Dan benar saja saya sampai keluar jalan raya untuk menghindari bis tadi.

Ketika seseorang ngalah maka jalan raya akan menghadirkan suasana kondusif, dan tertib. Salah satu refleksi kerendahan hati seseorang, dan etika dari etika-etika yang lainya yang juga perlu kita terapkan. Bukan kalah, tetapi sengaja kalah demi sesuatu, misalnya menghindari konflik atau demi keselamatan bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun