Mohon tunggu...
Siprianus Bruto
Siprianus Bruto Mohon Tunggu... Lainnya - Memikirkan apa yang akan aku lakukan, dan melakukan apa yang telah aku pikirkan. Pencinta Sastra

Berdomisili di Flores, NTT, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegi Zaman

2 Juli 2020   07:43 Diperbarui: 2 Juli 2020   07:44 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(Terinspirasi dari pandemi covid19)

Badai zaman memuntahkan duka
Tua muda memundak lara menjulang
Hati teriris luka yang dalam menganga
Saat kekasih terkapar mati berpulang

Gerimis hujan menyanyi meratap
Anak-anak melangkah tanpa asa
Sepoi senja membopong racun berasap
Semua yang berakal lemah tak berdaya

Sunyi dipikul benak yang gaduh
Wajah keriput menampakan sendu
Bibir mungil menggigil penuh peluh
Pertanyaan mengguncang menjelma beku

Muda-mudi menatap hampa
Benak menghadirkan banyak tanya
Kapankah berumah tangga
Kalau zaman mematikan Adam dan hawa

Nana dan enu saling menatap di dunia Maya
Merawat kasih sambil bersiaga penyakit
Jarak memisahkan rindu untuk bersua
Gelisah wabah kian menjelma sakit

Maaf tuan dan nyonya di batas kota
Dunia lagi tak ingin temu jumpa
Apalagi untuk saling mencumbui rupa
Kuburkan saja rindumu di tengah Corona

Biarkan rasa bicara tanpa kata
Sebab rindu tak harus berpaut
Pasutri enggan untuk malam bercinta
Sebab wabah menjemputmu bersama maut

 Clausura, 08 Mei 2020

*Puisi ini pernah diterbitkan di grup FB "Sahabat Pena Likurai" dan dibukukan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun