Mohon tunggu...
Suara Pelajar
Suara Pelajar Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Komandan Garis Depan, Sang Pemberi Harapan

21 Februari 2018   20:01 Diperbarui: 21 Februari 2018   20:29 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo Indonesia, apa kabar?
kehebohan hanya terjadi di Ibu Kota saja, kan?

Ahli sejarah Indonesia membagi Indonesia kedalam beberapa fase, yaitu fase kebangkitan, puncak, penurunan, yang tiga fase ini akan menjadi siklus dengan sendirinya. Sepuluh tahun lagi 2028 kita kan memasuki seratus tahun Indonesia, kenapa pada tahun 2028 masuk seratus tahun indonesia? Jawabannya karena sebenarnya sejak Ikrar Sumpah Pemuda kita secara tidak langsung telah mengikrarkan sebuah kemerdekaan, namun yang resminya baru 17 tahun kemudian pada 17 Agustus 1945.

Jika kita memasukkan Indonesia kedalam fase-fase diatas, maka jadilah masa sebelum kemerdekaan dan awal kemerdekaan itu sebagai fase kebangkitan, dimana tokoh-tokoh Indonesia tumbuh dan muncul bak cendawan. Masa-masa ini perjuangan politik bergulat dengan keras, sehingga menuntut untuk melahirkan manusia-manusia yang berlevel tinggi, dan ternyata manusia-manusia itu tak perlu dilahirkan, ia terlahir sendiri oleh zaman dan rasa tanggung jawab.

Maka muncullah Ir. Soekarno, Sutan Syahril, Bung Hatta, H. Agus Salim, M. Natsir dan lainnya. Mereka menjadi pondasi utama atas berdirinya Indonesia, bahkan pasca kemerdekaanpun mereka tetap gesit dalam bergerak, layaknya M. Natsir yang terkenal dengan Mosi Integralnya berhasil menyatukan Indonesia setelah pecah menjadi negara bagian atau Republik Indonesia Serikat (RIS), berkat lobi dan siasat Natsir, Indonesia kembali bersatu dan menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan kembali Ir. Soekarno dan Bung Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden, sehingga orang menyebut peristiwa ini dengan 'kita pernah dua kali melakukan Proklamasi, pertama pada 17 Agustus 1945 dan kedua adalah 17 Agustus 1950', begitu besar jasa Natsir terhadap kesatuan Indonesia, namun hari ini nama Natsir bagitu tabu di telinga pemuda zaman now ini.

Tak sampai disana, saat PKI semakin kuat pengaruhnya di pemerintahan, berapa sering Natsir beradu argumen dengan para petinggi PKI dalam forum rapat, namun itulah Natsir Sang Politisi Santun, usai rapat ia dengan ramahnya mengobrol dengan Aidit sang petinggi PKI. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh besar kita yang berpengaruh besar terhadap Indonesia.

Dan hari ini rasanya kita kehilangan sosok pemimpin dan politisi yang lantang dalam menyorakkan kebenaran itu, mindset kita terhadap para politisi sangatlah buruk dan pasti negatif, bahkan mendengar kata 'politik' saja telah menyebabkan kita anti dan minder, politik itu kotor, banyak penipuan dan korupsi, yang padahal kita tak bisa hidup tanpa politik.

Namun ditengah badai dan kecamuk itu, muncul seorang politisi dengan gagak berani, masuk ke medan perang mengangkat panji kebenaran dan bertarung dengan sportif. Walaupun tubuhnya telah luka-luka namun karena semangat menyorakkan kebenaran ia tetap berlari dengan gagah diatas kuda perangnya. Karena kekokohannya akan kebenaran, pribadi yang cakap dan bicara bak raungan singa ini, membuat maindset buruk itu mulai goyang, MASIH ADA HARAPAN !!!

Siapakah ia, sebut saja Bang Fahri Hamzah. Siapa yang tak kenal dengan sosok yang familiar ini, setiap saat wajahnya muncul di TV, bicaranya yang lantang dan terbuka membuat sosoknya menjadi begitu gagah dan inspiratif. "Rasanya tak ada orang seberani ia", bisik banyak orang, bagaimana tidak, hal yang tabu ia kritik habis-habisan, pemerintahkah, KPK kah dan lainnya.

Seolah kita mendapat angin baru dengan munculnya sosok bang Fahri, kita butuh orang yang tampil ke publik seperti beliau, walaupun kita masyarakat yakin ada banyak orang hebat diantara pejabat-pejabat kita, namun beginilah kami, kami hanya bisa menilai apa yang tampak.

Jika kita berbicara tentang orang yang paling sering dihina, maka orang itu bukan pencuri, begal atau perampok, tapi bang Fahri Hamzah inilah, lihatlah setiap hari dan setiap saat para haters mencaci, menghina dan merendahkan beliau, tapi apa yang beliau tulis di Twitternya, silahkan mencaci, menghina dan mengkritik, boleh jadi itu baik bagi yang mengatakan.

Sungguh sosok yang amat langka kita temukan untuk zaman ini, tetap tenang saat dihina, bahkan berpasrah untuk dihina, karena itu semua tak berpengaruh terhadap langkahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun