Mohon tunggu...
Rully Styono
Rully Styono Mohon Tunggu... -

‎Penulis adalah pegiat isu politik ekonomi, sosial budaya dan agama.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Natal Bagi Muslim dan Capres-Cawapres

1 Januari 2019   22:37 Diperbarui: 1 Januari 2019   23:00 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

NATAL

 Tiap tahun menjadi bahasan bagi kaum muslim, perkara boleh atau tidaknya mengucapkan, mengikuti dan atau merayakan acara tersebut.

 Saya termasuk orang yang berpandangan bahwa mengikuti dan atau merayakan Natal Yesus Kristus adalah hal yang dilarang bagi setiap muslim.

 Akan menjadi "kikuk" ketika kita yang muslim mempunyai keluarga yang beragama Kristen yg sedang merayakan Natal tetapi kita tdk sedikit pun berbaur dengan mereka dlm aktifitas mereka, yaa minimal sibuk ikut mensukseskan acara Natal dgn membantu menyiapkan menu makanan dan membantu cuci piring , ikut menghias ruangan dsb.

 Dalam kondisi ini, diimana sih letak batasan dari pada arti larangan mengikuti dan atau merayakan Natal Yesus Kristus?
 Apakah sebagai keluarga kita akan menjaga jarak dgn mereka? Diam dan menolak untuk membantu mereka?  Perlu berfikir mateng... Atau anda cukup meninggalkan mereka dan say good bye dari keluarga anda.

 Yaaa... Itu terkait mengikuti atau ikut merayakan. 

 Sekarang, terkait mengucapkan Natal itu sendiri.
 Ini yg lagi ramai di medsos, karena Kyai Maruf Amin, sang ulama besar yang sekaligus cawapres 2019, yang telah mengucapkan Natal.

 Uniknya ini gak akan ramai kalau Ma'ruf Amin bukan ulama dan atau bukan cawapres dari Kubu Jokowi.

 Sebagai ulama, Maruf memang harus dijadikan contoh umat islam. Kalao dirinya mengucapkan Natal maka sebagian Umat pun akan mencontohnya. Saat ini Maruf memposisikan dirinya bkn sebagai ketua MUI yang pernah mengatakan secara pribadi bahwa sebaiknya jgn mengucapkan natal, karena perkara ini ada ulama lain yg mengatakan boleh dan atau haram. 

Banyak ulama besar berbeda berpendapat terkait mengucapkan Natal, sementara semua sepaham dan sepakat bahwa haram hukumnya mengikuti dan merayakan natal. Gak tau batasannya seperti apa?! Apakah ikut makan bareng dan bantu cuci piring termasuk merayakan dan mengikuti atau tidak.

Sekarang dia (Maruf Amin) adalah cawapres yang harus merangkul semua umat bukan lagi ketua MUI yang tanggung jawabnya berat kepada umat islam, akan rugi bagi nya kalau tidak mengucapkan Natal, sebagaimana yang dilakukan Sandiaga Uno yang juga sudah bergelar ulama, Jokowi yang saat ini menjabat pemimpin sebuah negara beragam agama, apalagi Prabowo yang sebagai Capres dari kalangan keluarga Kristen, capres yang direkomendasikan pada Ijtimak Ulama, tidak hanya mengucapkan natal tetapi dia juga berbaur dgn keluarga nya merayakan Natal Yesus kristus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun