Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... Guru - pendidik generasi khoiru ummah

Hai, salam kenal! Saya Santuso, seorang pemuda yang sedang belajar menjadi penulis, linguis, jurnalis, aktivis, dan pendidik Islam ideologis. Konten blog ini saya tulis untuk berbagi inspirasi, informasi, stori, dan nasihat islami. Bila bermanfaat, silakan disebarluaskan. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Iqro' Bukan Sekadar Perintah Membaca tapi Juga Menghafal Quran

11 Mei 2021   15:29 Diperbarui: 11 Mei 2021   15:57 1633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mistertuso.blogspot.com

Jika ditanya, apa wahyu Allah yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW? Kita pastinya sudah tahu jawabannya ialah surat al-Alaq ayat 1 sampai 5. Kata pertama pada ayat tersebut ialah "iqra" yang berarti "bacalah".

Dari sinilah, banyak ulama yang menafsirkannya secara meluas. Salah satu tafsiran tersebut ialah bahwa kita diperintahkan untuk membaca untuk menambah pengetahuan. Tafsir yang lebih spesifik ialah kita diperintahkan untuk membaca al-Qur'an.

Pertanyaannya, dalam ayat tersebut, benarkan kita diperintahkan hanya sebatas membaca al-Qur'an? Jawabannya akan kita ketahui jika kita pelajari secara mendalam tentang keadaan saat turunnya ayat tersebut. Di samping itu, kita juga perlu belajar dari penjelasan para ulama tentang makna kata "iqro" yang terdapat dalam surat al-Alaq dan hadits-hadits nabi.

Keadaan Saat Turunnya Wahyu Pertama

Pada saat wahyu pertama turun, Malaikat Jibril membacakan wahyu tersebut kepada Nabi Muhammad SAW. Proses Malaikat Jibril menyampaikan wahyu tersebut kepada nabi hanya dengan membacakannya secara berulang-ulang tanpa disertai teks. Setelah beberapa kali di-talaqqi oleh Jibril, barulah nabi bisa menghafalnya lalu beliau menyampaikannya kepada orang-orang terdekatnya.

Bahkan, bukan hanya wahyu pertama, firman-firman Allah yang turun berikutnya sampai yang turun terakhir pun tanpa disertai teks. Firman Allah (al-Qur'an) baru dibukukan beberapa tahun setelah nabi wafat. Berdasarkan hal ini, kata "iqro" sejatinya bukan hanya sekadar perintah membaca al-Qur'an. Sebab, keadaan pada saat turunnya al-Qur'an itu tidak disertai teks.

Bagaimana mungkin seseorang dapat membaca tanpa disertai teks tertulis? Maka dari itu, makna yang tepat dari kata "iqro" dalam surat al-Alaq ialah "hafalkanlah (al-Qur'an)". Saat wahyu turun, nabi menghafal apa yang diucapkan oleh Jibril. Inilah pengertian "iqro" yang sebenarnya.

Penjelasan Ulama 

Kata "iqro" yang mengacu kepada al-Qur'an juga pernah disabdakan oleh Rasulullah. Beliau pernah bersabda (yang terjemahannya), "Kelak (di akhirat) akan dikatakan kepada Shahibul Quran, "Bacalah, naiklah terus dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau telah membaca al-Quran dengan tartil di dunia. Sesungguhnya tempatmu ialah pada akhir ayat yang engkau baca." (riwayat Abu Daud nomor 1464 dan Tirmidzi nomor 2914)

Syaikh al-Albani dalam kitabnya yang berjudul as-Silsilah ash-Shohihah nomor 2440 menjelaskan, makna kata "iqro" dalam hadits tersebut ialah perintah untuk menghafalkan al-Qur'an.

Khatimah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun