Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... Guru - pendidik generasi khoiru ummah

Hai, salam kenal! Saya Santuso, seorang pemuda yang sedang belajar menjadi penulis, linguis, jurnalis, aktivis, dan pendidik Islam ideologis. Konten blog ini saya tulis untuk berbagi inspirasi, informasi, stori, dan nasihat islami. Bila bermanfaat, silakan disebarluaskan. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tiga Tingkatan Berpikir dan Pengaruhnya Terhadap Keimanan

17 September 2020   22:33 Diperbarui: 25 Mei 2021   16:20 4753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tingkatan Berpikir dan Pengaruhnya Terhadap Keimanan (medium.com)

Tingkat berpikir ini bisa membahayakan keimanan. Sebab, berpikir dangkal menghasilkan pemikiran tentang tahayul dan kurofat yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. 

Padahal iman (misal iman kepada Allah) harus didasarkan argumen yang kuat dan dapat dibuktikan kebenarannya. Oleh sebab itu, tingkat berpikir ini bisa jadi bertolak belakang dengan keimanan.

2. Berpikir Mendalam (fikrul amiq)

Tingkat berpikir yang menengah ialah berpikir mendalam. Berpikir mendalam terjadi ketika seseorang teliti dalam mengamati suatu objek dan memiliki banyak pengetahuan tentang objek tersebut. Karena kedua faktor itu, berpikir mendalam menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan fakta.

Sebagai contoh, ketika melihat fakta tentang "pelangi", orang berpikir mendalam maka akan teliti mengamati fakta tersebut dan memiliki pengetahuan (sains) tentang fakta tersebut. 

Alhasil, saat melihat pelangi, ia akan menghubungkan fenomena pelangi dengan ilmu sains sehingga ia akan menyimpulkan bahwa pelangi terjadi karena adanya pembiasan sinar matahari.

Meskipun bisa menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan fakta, hanya saja tingkat berpikir ini masih belum bisa menguatkan iman. Sebab, pemikiran mendalam hanya sebatas memikirkan fakta tersebut, tanpa memikirkan sesuatu lain yang berhubungan dengan fakta tersebut. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas lanjut pada poin ketiga di bawah ini.

3. Berpikir Cemerlang (fikrul mustanir)

Tingkat berpikir yang tinggi ialah berpikir cemerlang. Berpikir cemerlang terjadi ketika seseorang teliti dalam mengamati suatu objek, memiliki banyak pengetahuan tentang objek tersebut, dan mampu menghubungkan dengan sesuatu yang ada sebelum dan sesudah adanya fakta tersebut.

Sebagai contoh, ketika melihat fakta tentang "pelangi", orang berpikir cemerlang maka akan teliti mengamati fakta tersebut dan memiliki pengetahuan (sains) tentang fakta tersebut. Ditambah lagi, ia akan berpikir bahwa pelangi itu ciptaan Allah dan bisa terjadi atas izin dari Allah.

Pemikiran cemerlang ini sangat berpengaruh dalam menguatkan keimanan. Sebab, pemikiran cemerlang tidak hanya sebatas memikirkan fakta tersebut tapi juga memikirkan tentang sesuatu lain yang berhubungan dengan fakta tersebut yaitu bahwa fakta tersebut adalah ciptaan Allah dan fakta tersebut memiliki kadar sesuai dengan yang telah Allah tetapkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun