Pedagang baru kemudian dihadapkan pada beberapa opsi:Â
1. Menurunkan harga pasar demi mendapatkan bintang.
2. Meningkatkan 'persepi' kualitas untuk mendorong pembelian.
3. Membeli review/ulasan.
Poin ketiga seringkali menjadi pilihan para pedagang. Namun sebelum kita lanjut, penting untuk kita beri definisi pada review/ulasan bayaran.Â
Review bayaran bisa berarti dua hal:Â
1. Pedagang membeli review palsu secara acak, mirip dengan membeli followers palsu di medsos.
2. Pedagang membayar konsumen untuk  review produk secara jujur, mirip dengan endorse di medsos.
Saat ini yang banyak terjadi adalah poin satu. Pedagang tidak sabar untuk profit, sehingga membeli review 'kiloan' dari berbagai perusahaan penyedia jasa followers abal di internet.Â
Penelitian dan studi yang kami lakukan akan fokus pada poin dua.Â
Jika seorang pedagang atau brand memutuskan untuk memberikan insentif bagi konsumen untuk mereview produknya, apa yang akan terjadi?Â
Pertama, kami menemukan bahwa review berbayar akan menciptakan lebih banyak review. Namun, volume review yang banyak tidak menjamin kedetilan review.Â
Konsumen yang dibayar cenderung menggunakan produknya kemudian melakukan review seadanya dan melupakan banyak detil penting tentang produk.Â
Konsumen akan cenderung menulis review yang lebih detil dan lengkap jika konsumen lainnya menulis dengan detil dan lengkap. Ada pemicu sosial dalam proses mengulas sebuah produk.Â
Hal  menarik yang kami temukan adalah jika kita bilang pada konsumen berbayar untuk mengulas produk sejujur mungkin, mereka akan cenderung memberikan review yang positif.Â
Insentif uang adalah insentif yang luar biasa bagi proses mengulas sebuah produk.Â
Namun jika konsumen mengetahui bahwa sebuah perusahaan melakukan praktik bisnis yang tidak etis atau ada skandal yang menempel pada nama perusahaan, konsumen berbayar akan memberikan review yang negatif.Â
Selain uang, citra perusahaan atau  brand juga mempengaruhi proses review.
Kesimpulannya, pembeli akan lebih tertarik membeli  produk yang memiliki review positif.Â