Berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini, banyak orang tua yang tidak mengetahui pentingnya peranan mereka dalam tumbuh kembang anak. Sangat disayangkan karena mereka sebagian besar menyerahkan tanggung jawab pendidikan hanya kepada pendidikan formal.Â
Agama Islam merupakan agama yang universal dan mengajarkan kepada manusia berbagai hal, baik urusan dunia maupun akhirat. Hal ini bertujuan demi mencapai kesejahteraan, kedamaian serta kebahagian dunia dan akhirat. Salah satu ajaran Islam adalah kewajiban untuk mencari ilmu atau melaksanakan pendidikan.
Pendidikan utama adalah pendidikan agama yang merupakan bagian penting berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan nilai-nilai antara lain, akhlak, keagamaan dan sosial masyarakat. Sebagaimana ungkapan Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) bahwa tri pusat pendidikan yang mewarnai peserta didik adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. Â
Islam memandang pendidikan nilai sebagai inti dari pendidikan itu sendiri. Nilai yang dimaksud adalah akhlak, yakni nilai yang berasal dari Al-Qur'an dan Hadist. Menurut Imam Al-Ghazali akhlak adalah keadaan jiwa yang tertanam secara dalam, melahirkan tindakan dengan mudah tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Akhlak tidak akan tumbuh tanpa diajarkan dan dibiasakan.
Pendidikan merupakan sarana sebagai penanaman akhlak kepada anak. Orang tua memegang peran penting dalam pendidikan di rumah sebab pendidikan yang pertama dilakukan oleh keluarga. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan akhlak anak.Â
Selain memberikan pendidikan atau mengajarkan akhlak baik kepada anak, keluarga terutama orang tua juga harus mampu menjadi model atau teladan yang baik bagi anak. Hal itu tercermin dari perilaku yang dapat ditiru oleh anak.
Fungsi utama keluarga adalah pembentukan landasan kepribadian anak. Penjabarannya dapat dilihat dari Q.S. Luqman ayat 13- 19 sebagai berikut:Â
a. Menanamkan iman dan tauhid.Â
b. Menumbuhkan sikap hormat dan bakti pada orang tua.Â
c. Menumbuhkan semangat bekerja dengan penuh kejujuran.Â
d. Mendorong anak untuk taat beribadah (terutama shalat).Â
e. Menanamkan cinta kebenaran (ma'ruf) dan menjauhi yang buruk (munkar).
f. Menanamkan jiwa yang sabar dalam menghadapi cobaan .
g. Menumbuhkan sikap rendah hati, tidak angkuh dan sombong dalam pergaulan.
h. Menanamkan sikap hidup sederhana.
Ketika pembentukan kepribadian yang dilakukan melalui pembiasaan perilaku terhadap anak tersebut ditumbuh kembangkan sejak dini akan sangat membekas pada diri anak dan merupakan landasan kepribadian yang kokoh untuk menuju terbentuknya pribadi yang berakhlakul karimah.
Maka dari itu dapat dipahami bahwa akhlak dapat disamakan dengan budi pekerti atau kepribadian. Akhlak yang mencerminkan perilaku yang baik atau mengandung kebaikan disebut akhlak yang mulia atau akhlakul karimah. Sedangkan akhlak yang mencerminkan atau mengandung keburukan dan dapat merugikan diri sendiri atau orang lain disebut sebagai akhlak tercela.Â
Anak merupakan generasi penerus keturunan sekaligus amanat dari Allah Swt. yang diharapkan dapat memiliki sifat budi luhur, serta berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Sehingga harus diberikan perhatian terutama dalam aspek perkembangannya agar anak dapat tumbuh dan berkembang berkembang sesuai apa yang diharapkan oleh orang tua yakni memiliki akhlakul karimah.
Penulis: Siti Nuraisah, Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.Ag