Mohon tunggu...
Steven Sitongan
Steven Sitongan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Senang membaca dan memiliki impian memunculkan usaha dan media yang bermanfaat untuk banyak orang. Saat ini rajin mereview buku di h23bc.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

(Review) Kumpulan Cerpen "Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi" oleh Eka Kurniawan

20 Maret 2015   18:22 Diperbarui: 7 September 2015   21:18 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14268504641619251925

Judul: Perempuan Patah Hati Yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi.

 

Penulis: Eka Kurniawan.

 

Penerbit: Bentang Pustaka (2015).

Kabar gembira itu ketika penulis favorit saya mengabarkan akan menerbitkan buku terbaru. Seperti yang saya singgung disini, kumcer merupakan ladang basah yang menyasar kalangan pembaca yang ingin menikmati karya sastra dengan bentuk ringkas namun memiliki kualitas yang tidak kalah dengan membaca sebuah novel. Harus diakui ada sebuah kepuasan tertentu ketika menghabiskan waktu bersama dengan cerita gubahan salah satu penulis terbaik Indonesia.

Di awal kumcer ini pembaca diajak berjumpa dengan dua orang manusia yang seperti sebuah jalan takdir bertemu di Los Angeles, Amerika. Kelebihan cerita ini adalah di samping penulis ingin menyinggung masa lalu kelam yang dialami Mei akibat peristiwa 98 Jakarta. Disini terjadi sebuah drama (boleh dikatakan pergolakan batin) saat Mei harus kembali mengorek luka lama tersebut di kala berkenalan dengan Efendi. Dengan deskripsi yang memukau pembaca serasa diajak jalan-jalan menapak tilas gedung-gedung berarsitektur seni yang memanjakan mata. Hampir semuanya dapat kita rasakan berbau "western" dan dapat kita nikmati dengan baik. Penulis bukan tanpa rencana menempelkan tokoh pengemis yang berhasil menjadi penghubung antara dunia barat dengan negeri kita.

"Ada pengemis di restoran."

"Apa?"

"Ada pengemis di...."

"Ya ampun, Mei. Ini di Amerika. Pengemis di sini enggak sama de..." Suara di sana tak melanjutkan kalimat tersebut, seolah disadarkan pada sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun