Mohon tunggu...
STEVEN LEE A
STEVEN LEE A Mohon Tunggu... Freelancer - Berbasis di Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mengumpulkan semangat di masa WFH dengan blogging

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pandemi Covid-19 di Mata Para Pelajar: Bedanya Kuliah Tatap Muka vs Daring

12 Agustus 2021   09:24 Diperbarui: 12 Agustus 2021   09:38 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Matt Ragland on Unsplash 

Bagi mahasiswa baru, dunia kampus pastilah memberikan kesan tersendiri. Selain memiliki kultur dan sistem pendidikan yang berbeda, dunia kampus juga membuka kesempatan untuk menemukan teman baru, tempat baru, juga pengalaman baru. 

Sebagian mahasiswa baru mungkin sudah mantap untuk menghadapi perubahan tersebut. Akan tetapi tak sedikit masih berdebar-debar untuk menghadapinya. Pasalnya, kuliah berarti memasuki simulasi kehidupan yang berbeda.

Mahasiswa dituntut lebih banyak bersosialisasi, bahkan tak jarang masuk dalam "politik kampus". Ya, berbagai jenis manusia dari berbagai latar kehidupan, kebiasaan, juga pandangan politik. Terlebih lagi, kampus menyediakan waktu bagi mahasiswa mengaktualisasikan diri. 

Kini, semua tak lagi sama. Pandemi Covid-19 telah menjungkirbalikkan pola hidup masyarakat dunia. Hampir semua aktivitas harus dilakukan secara online, tak terkecuali perkuliahan.

Upaya pemutusan rantai penyebaran Covid-19 memang membutuhkan keseriusan dan kerja sama banyak pihak. Oleh karena itu, sejak pemerintah menerapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) pun menerapkan sistem belajar daring sejak 17 Maret 2020 lalu. 

Tak dimungkiri, kuliah daring tentunya berdampak langsung terhadap civitas akademika kampus, baik itu tenaga pendidik, kepegawaian, hingga mahasiswa. 

Banyak pengalaman terjadi selama perkuliahan daring. Di sini, para mahasiswa akan membagikan beberapa pengalaman yang mereka hadapi selama perkuliahan semester sebelumnya.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, universitas memiliki potensi untuk mengadopsi pembelajaran jarak jauh dengan lebih mudah ketimbang pendidikan menengah dan dasar. 

Untuk mata kuliah yang tidak dapat dilaksanakan secara daring, Nadiem menyarankan untuk meletakkannya di bagian akhir semester. Terkecuali untuk sejumlah aktivitas prioritas yang memengaruhi kelulusan mahasiswa, maka pemimpin perguruan tinggi boleh mengizinkan mahasiswa untuk datang ke kampus.

Beda rasa kuliah daring

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun