Mohon tunggu...
Kapten Jack Sparrow
Kapten Jack Sparrow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Instagram: stvnchaniago, Email: kecengsc@gmail.com, Youtube: FK Anime,

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Bahas Baliho Konvensional Politisi dari Sudut Pandang Public Relations

14 Agustus 2021   17:10 Diperbarui: 15 Agustus 2021   17:26 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baliho milik politisi Puan Maharani (Sumber: kompas.com)

Ternyata, oh saya pernah melihat nih baliho si politisi "P", saya ingat salah satu misi beliau (misalnya) adalah "Meningkatkan taraf hidup penulis di Indonesia". Wah, karena kebetulan saya penulis, saya coblos lah si "P". Nah, itulah siklus singkat bagaimana Brain Recognition yang disebabkan oleh baliho konvensional bekerja.

3. Terbukti Masih Efektif Sebagai Sarana Promosi

Terakhir, alasan mengapa politisi masih hobi memasang baliho konvensional, ialah karena keefektivitasan baliho konvensional yang nampaknya masih tinggi meski berada di tengah perkembangan digital yang masif.

Alasannya? Coba deh, ingat lagi ketika Deddy Corbuzier dan Ivan Gunawan "berseteru" menggunakan papan billboard. Ya, berseterunya sengaja saya kutip, karena memang perseteruan itu adalah settingan, guna menggaet atensi publik, agar menonton podcast Deddy Corbuzier, serta mengunjungi salonnya Ivan Gunawan.

Pertanyaannya, ngapain sih Deddy dan Ivan mesti repot-repot menggunakan papan billboard untuk sekedar promosi? Bukannya harga iklan di papan billboard itu mahal? Lagian, podcast Deddy Corbuzier juga ramai ditonton anak muda, dan salon Ivan Gunawan juga ramai dikunjungi selebriti dan ibu-ibu sosialita.

Jawaban dari pertanyaan di atas adalah, karena memang ada "Pasar" yang hanya bisa digaet menggunakan cara tersebut (memasang iklan di billboard). Seperti yang saya jelaskan tadi, tidak semua orang itu aktif bermain sosial media, dan tidak semua orang juga tergolong ibu-ibu sosialita atau selebriti. Jadi, untuk menggaet "Pasar" di luar pelanggan tetap mereka, diperlukan suatu "Brand Awareness" yaitu dalam bentuk billboard.

Nah, hal ini juga yang coba dilakukan oleh para politisi, hanya saja memang medianya berbeda, yaitu dengan baliho konvensional. Para politisi juga sedang berlomba untuk menggaet "Pasar" yang ada di masyarakat saat ini. Karena kalau mereka tidak melakukannya, ya "Pasar" tadi akan direbut calon lain, yang mana jelas menimbulkan kerugian besar bagi politisi yang tidak ikut memasang baliho. 

Apakah promosi menggunakan baliho konvensional menjamin politisi-politisi itu bakal sukses? Tentu saya tidak tahu, karena saya tidak bisa memprediksi masa depan. 

Namun, apabila berkaca dari sarana promosi billboard Deddy Corbuzier dan Ivan Gunawan yang mirip dengan promosi melalui baliho, maka tingkat kesuksesannya cukup tinggi. Terbukti, Deddy Corbuzier subscribernya bertambah ramai dalam waktu singkat, meskipun sebelum iklan di billboard juga subscribernya juga sudah banyak.

Untuk Ivan Gunawan penulis kurang tahu, karena penulis tidak menemukan pemberitaan mengenai traffic dari salon miliknya setelah billboard tersebut dipasang. Nah, jadi apakah kesuksesan promosi billboard Deddy Corbuzier juga akan diikuti dengan kesuksesan para politisi yang promosi menggunakan baliho? Kita nantikan di tahun-tahun mendatang hasilnya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun